Kita Tidak Sendirian

Sabtu, 30 April 2022 – Hari Biasa Pekan II Paskah

100

Yohanes 6:16-21

Dan ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Aku ini, jangan takut!” Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.

***

Ketika kecil, kita pasti pernah mengalami mimpi buruk, terluka, atau sakit. Pada saat itu, orang tua kita selalu berkata, “Tenang, bapak dan ibu ada di sini.” Kata-kata itu menguatkan kita dan membuat hati kita tenang. Kita tidak sendirian menghadapi hal tersebut; ada orang tua yang menemani kita.

Hari ini, Yesus mengatakan hal yang sama, “Aku ini, jangan takut!” Pada saat itu, Ia berjalan di atas air untuk menjumpai para murid yang perahunya sedang dilanda gelombang dan angin kencang. Sabda Yesus ini membuat para murid tenang dan menguatkan mereka. Ketika Yesus naik ke atas perahu, seketika itu juga mereka sampai di tempat tujuan.

Saudara-saudari terkasih, kita ini ibarat perahu yang berlayar melintasi samudra kehidupan. Sering kali kita menghadapi gelombang-gelombang kehidupan, di mana kita merasa takut dan gentar. Tidak jarang juga kita berkonflik satu sama lain. Di tengah gelombang-gelombang itu, Yesus juga bersabda bagi kita, “Aku ini, jangan takut!” Ia hadir menemani kita dan membimbing kita. Kita perlu membuka pintu hati kita bagi-Nya sama seperti para murid mempersilakan Yesus untuk naik ke perahu mereka

“Perahu diciptakan bukan untuk berlabuh di dermaga, melainkan untuk mengarungi samudra.” Pepatah ini menyadarkan kita bahwa tantangan dan masalah adalah bagian dari hidup ini. Kita tidak bisa mengelak, tetapi mesti menghadapinya. Jangan takut, kita tidak sendirian, sebab Tuhan menyertai kita. Kita perlu menguasai diri dan menemukan cara untuk mengatasi masalah-masalah yang ada sambil mohon rahmat ilahi.