Dilahirkan Kembali

Selasa, 26 April 2022 – Hari Biasa Pekan II Paskah

108

Yohanes 3:7-15

“Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” Nikodemus menjawab, katanya: “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” Jawab Yesus: “Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal surgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain dari Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia.

Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”

***

Yesus berbicara dengan Nikodemus tentang kelahiran kembali. Nikodemus tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus karena ia memahaminya secara fisik semata, padahal Yesus berbicara tentang kelahiran kembali dalam arti rohani. Yesus bermaksud menyatakan bahwa setiap orang harus dimurnikan dan disucikan.

Dalam perayaan Paskah, kita diajak untuk merenungkan sakramen baptis yang telah kita terima. Berkat sakramen baptis, kita dilahirkan kembali secara baru. Kelahiran baru yang dimaksud adalah kelahiran secara rohani. Berkat sakramen baptis, kita dibebaskan dari dosa asal dan diangkat menjadi putra-putri Allah.

Yesus mengkritik Nikodemus karena ia tidak mengenal diri-Nya. Dirujuk-Nya ular tembaga yang ditinggikan Musa di padang gurun. Saat itu, orang-orang Israel dipagut oleh ular karena memberontak terhadap Allah. Allah memerintahkan Musa untuk membuat dan meninggikan patung ular tembaga agar setiap orang yang dipagut ular dapat memandang patung itu dan menjadi sembuh. Hal ini membuat mereka kembali percaya kepada Allah.

Bertolak dari peristiwa tersebut, Yesus menyatakan bahwa banyak orang akan percaya ketika melihat diri-Nya yang tersalib. Ajaran-Nya tentang kelahiran kembali menjadi semakin nyata berkat kematian-Nya. Salib menghancurkan balok yang menghalangi mata orang Yahudi, sehingga mereka dapat mengenal Yesus dan percaya kepada-Nya.

Saudara-saudari yang terkasih, kita dilahirkan kembali berkat peristiwa Paskah. Kita yang turut mati bersama Kristus di salib turut bangkit pula bersama-Nya. Hal ini diungkapkan dalam baptisan yang kita terima. Karena itu, setiap kali merayakan Paskah, kita diingatkan kembali akan makna baptisan kita. Kita adalah anak-anak Allah yang diselamatkan oleh Kristus. Ketika kita memperbarui janji baptis, iman kita pun diperbarui dan dikuatkan kembali. Hendaknya pembaruan iman itu membawa serta pembaruan diri, yakni menyangkut cara pandang kita, cara bersikap, dan cara kita merasa.