Kesaksian tentang Yesus

Kamis, 31 Maret 2022 – Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

242

Yohanes 5:31-47

“Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.

Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?”

***

Bacaan Injil hari ini masih berbicara tentang silang pendapat antara Yesus dan orang-orang sezaman-Nya, yakni orang Farisi, ahli Taurat, dan mungkin juga sebagian dari orang-orang yang mendengarkan ajaran-Nya. Demikianlah, selama karya-Nya di dunia, Yesus harus berhadapan dengan ketidakpahaman dan kecemburuan sejumlah petinggi Yahudi yang tidak menerima-Nya sebagai Mesias utusan Allah.

Dalam pembelaan-Nya, Yesus tidak berusaha mencari pembenaran atas tindakan-tindakan-Nya, tetapi menyajikan kepada para lawan-Nya kesaksian yang menegaskan kebenaran tindakan-tindakan yang dilakukan-Nya. Ia menyajikan empat kesaksian yang seharusnya mampu menuntun para pendengar untuk mengenali-Nya sebagai Mesias yang diutus Bapa. Empat kesaksian yang dimaksud adalah kesaksian Yohanes Pembaptis, pekerjaan-pekerjaan baik yang dilakukan-Nya atas perintah Bapa, suara Bapa, dan Kitab Suci. Dalam keberagamannya, keempat kesaksian itu memiliki dua ciri yang menyatukan. Pertama, sebagai tanggapan atas tuduhan penistaan ​​agama yang ditujukan kepada Yesus oleh orang Yahudi, keempat kesaksian itu mengakui tindakan kasih Yesus sebagai bagian dari tindakan penyelamatan yang dikerjakan Allah. Kedua, keempatnya tidak mengatakan sesuatu yang benar-benar baru ataupun saling bertentangan satu sama lain.

Akan tetapi, para lawan Yesus tampaknya dikuasai oleh prasangka buruk. Mengabaikan kesaksian-kesaksian itu, mereka menolak untuk melihat cahaya. Orang-orang itu menutup hati dan pikiran mereka terhadap cakrawala baru yang dihadirkan Allah dalam pribadi, perkataan, dan karya Yesus. Mereka lebih tertarik, seperti yang dikatakan Yesus, “menerima hormat seorang dari yang lain”. Di sini, tampaknya kesombongan dan kedegilan hati membuat mereka tuli terhadap suara Tuhan.

Apakah kita selalu mendengarkan firman Tuhan dengan iman yang total dan keyakinan yang utuh? Kita tentunya telah menikmati begitu banyak berkat dari Tuhan. Kita juga telah mengalami kasih dan pemeliharaan-Nya. Semua itu mestinya memperdalam dan memperkuat iman kita kepada-Nya, menuntun kita untuk mengikuti Yesus lebih dekat, dan berani bersaksi tentang belas kasihan-Nya. Ketika kita tidak mencari pujian untuk diri sendiri, kita akan dituntun untuk mendengarkan firman Tuhan, menghayatinya lewat tindakan nyata, dan mengikuti kehendak-Nya dengan cermat.

Selama Masa Prapaskah ini, mari kita menanggapi panggilan Kristus secara serius dan menghayati firman-Nya dalam kehidupan nyata. Untuk itu, mari kita belajar untuk mendengarkan-Nya.