Kesetiaan dan Kehormatan

Jumat, 4 Februari 2022 – Hari Biasa Pekan IV

158

Markus 6:14-29

Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: “Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan: “Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan: “Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: “Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.”

Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, istri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai istri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: “Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu!” Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.

Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: “Minta dariku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!”, lalu bersumpah kepadanya: “Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!” Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: “Apa yang harus kuminta?” Jawabnya: “Kepala Yohanes Pembaptis!” Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: “Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!” Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya.

Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.

***

Bacaan pertama hari ini (Sir. 47:2-11) berbicara tentang kehebatan, kekuatan, dan keagungan Daud. Ia digambarkan sebagai seorang pemimpin yang kuat dan hebat karena berhasil menaklukkan para musuh. Karena itu, ia dipuji, dielu-elukan, disanjung, dan dijunjung tinggi oleh bangsanya. Namun, semua kehormatan dan apresiasi itu sesungguhnya diraih Daud bukan karena kekuatannya sendiri, melainkan karena ketaatannya yang sangat mendalam kepada Tuhan. Daud sangat menghormati Tuhan; ia memuji dan memuliakan-Nya dengan total. Karena ketaatan dan kesetiaan ini, Tuhan berkenan mengampuni dosa dan kesalahan-kesalahan Daud. Oleh Tuhan, Daud ditinggikan dan dianugerahi kerajaan yang kuat dan berkembang dengan pesat.

Sementara itu, bacaan Injil menampilkan tiga tokoh kunci, yakni Yesus, Yohanes Pembaptis, dan Herodes. Yesus dan Yohanes Pembaptis berdiri di pihak yang berkomitmen menegakkan kebenaran sesuai dengan kehendak Allah. Di sisi lain, Herodes adalah gambaran pribadi yang tidak taat dan menyeleweng dari hal-hal yang sepatutnya dilakukan dalam hidup.