Markus 3:22-30
Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: “Ia kerasukan Beelzebul,” dan: “Dengan penghulu setan Ia mengusir setan.” Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: “Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. Tetapi tidak seorang pun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.” Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.
***
Melihat Yesus melakukan banyak karya yang baik dan merebut hati banyak orang, ahli-ahli Taurat memberi kecaman pedas kepada-Nya, “Ia kerasukan Beelzebul … dengan penghulu setan Ia mengusir setan.” Perspektif yang diambil oleh para ahli Taurat tersebut adalah perspektif negatif. Ketika harus memilih antara yang positif dan yang negatif, mereka ternyata memilih yang negatif!
Memilih perspektif negatif ternyata disukai banyak orang dari dulu hingga sekarang. Kita lebih mudah mencurigai orang lain, bahkan ketika mereka bekerja keras dan melakukan kebaikan. Contohnya saja vaksin Covid-19 yang dibuat demi melawan penyebaran virus corona. Usaha yang baik ini malah dicurigai sebagai cara negara maju untuk memata-matai gerak-gerik manusia di seluruh bumi. Ironisnya, ketika ada investasi abal-abal yang menawarkan keuntungan fantastis yang tidak masuk akal, banyak orang malahan percaya, tidak curiga, dan akhirnya tertipu!
Roh Kudus bekerja di mana-mana tanpa bisa diatur oleh manusia. Ia membawa hal-hal baik, hal-hal yang menghidupkan, hal-hal yang menguatkan komunitas kita. Kita perlu belajar memberi apresiasi dan mendukung hal-hal baik yang kita temukan dalam kehidupan. Tidak perlu “nyinyir” dan berpraduga negatif terhadap hal baik yang dilakukan orang lain. Kita justru harus mendukung dan bekerja sama dengan mereka karena bisa saja Roh Kudus bekerja di sana dan mengundang kita untuk terlibat.
Mungkin kita bertanya: Bukankah banyak orang jahat di sekitar kita? Apakah berpikir positif itu realistis? Baiklah kita merenungkan: Meskipun orang dengan niat jahat ada di mana-mana, bukankah Yesus tetap turun ke dunia dan berkarya? Bukankah Yudas tetap diterima dan dibasuh kakinya? Tuhan tidak memberi kesempatan pada perspektif negatif, sebab Tuhan kita adalah Tuhan pembawa kehidupan, Tuhan yang membawa perspektif positif!
Tahun 2022 bukanlah tahun untuk berpikir negatif. Tahun ini hendaknya justru menjadi tahun apresiasi, tahun untuk berpikir positif dan bekerja sama dalam kebaikan. Marilah kita mohon rahmat untuk itu.