Apresiasi

Minggu, 2 Januari 2022 – Hari Raya Penampakan Tuhan

75

Matius 2:1-12

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: “Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena darimulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.” Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu tampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia.” Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

***

Satu pertanyaan yang timbul dari bacaan Injil hari ini adalah: Mengapa Herodes begitu terkejut mendengar berita kelahiran Mesias? Herodes adalah seorang Edom dan bukan keturunan Daud. Ia bisa menjadi raja orang Yahudi karena bantuan yang diberikan oleh kekaisaran Romawi. Itu sebabnya ia sangat waspada terhadap setiap hal yang menandakan kedatangan sang Mesias, lebih lagi karena penduduk Yerusalem juga sangat membenci dirinya.

Yang dirasakan Herodes kiranya tidak jarang pula terjadi dalam kehidupan kita, di mana kita sering kali terlibat dalam persaingan satu sama lain, yakni dalam pekerjaan, pertemanan, keluarga, dan lain sebagainya. Ketika ada orang yang lebih hebat, kita merasa takut dan cemas: Takut tersaingi, takut terkalahkan, dan takut tersingkirkan.

Bukan bermaksud menghilangkan semangat kompetitif, kehadiran orang lain alangkah baiknya justru kita pandang sebagai ajakan untuk dengan rendah hati memberikan apresiasi terhadap sesama ketimbang takut tersaingi. Hal ini juga menghindarkan kita dari sikap melakukan segala cara, yang terburuk sekalipun, sekadar demi menjadi yang terbaik.

Bunda Teresa dari Kalkuta berkata, “Tuhan memanggil kita bukan untuk sukses, melainkan untuk setia.” Tuhan mempunyai rencana yang sempurna untuk kita; tinggal bagaimana kita setia untuk berjalan dan bersyukur kepada-Nya atas segala karunia yang dicurahkan-Nya dalam diri kita.

Sudahkah kita mau mengapresiasi sesama, rekan kerja, teman, keluarga, dan diri kita sendiri? Mari berjalan bersama dalam tuntunan terang bintang yang memberikan sukacita dan mengantar kita kepada Yesus, sang Juru Selamat.