Lukas 18:35-43
Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: “Apa itu?” Kata orang kepadanya: “Yesus orang Nazaret lewat.” Lalu ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka mereka, yang berjalan di depan, menegur dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!” Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang itu: “Tuhan, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya: “Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.
***
Ketika kita pergi ke pasar atau ke mal, para penjual di sana pasti berusaha menarik perhatian kita. Mereka akan menyapa dengan ramah, mengajak kita masuk ke tokonya, atau menunjukkan produknya. “Mari ke sini, murah-murah, kualitas bagus,” demikian mereka berkata. Tawaran-tawaran dan suara-suara itu bisa mempengaruhi kita. Walau awalnya tidak ada rencana untuk membeli, ketika mendengar kata “murah”, “sedang diskon”, atau “promo”, kita bisa jadi kemudian terpengaruh. Rasa penasaran muncul, hingga akhirnya kita pun membelinya.
Manusia mudah dipengaruhi. Karena itu, industri iklan pun berkembang. Industri ini menciptakan “suara-suara” dengan satu tujuan, yaitu mempengaruhi masyarakat supaya mempercayai produk yang diiklankan, lalu memilih dan membelinya.
Hidup beriman kita pun kadang dipengaruhi oleh suara-suara atau iklan atau tawaran yang bermacam-macam: Bisa suara iman, bisa juga suara dunia. Semua berusaha mempengaruhi kita. Suara iman membawa kita semakin dekat dengan Tuhan, sementara suara dunia bisa mempengaruhi kita meninggalkan iman. Kalau kita berdiri teguh pada iman, kita akan tahu untuk memilih suara iman.
Orang buta dalam bacaan Injil hari ini tahu apa yang ia inginkan, yaitu supaya Yesus mengasihani dia dan membiarkan dia melihat lagi. Namun, suara-suara dan omelan orang-orang di sekitarnya berusaha untuk menenggelamkan suaranya. Si buta tidak terpengaruh oleh suara-suara itu. Ia tidak mau kalah dengan suara-suara yang hendak menenggelamkan suaranya. Ia tetap berkeyakinan teguh bahwa Yesus akan mendengarkannya.
Ya, Tuhan mendengarkan suara-suara kecil yang lembut dari orang-orang miskin dan tertindas, serta mereka yang membutuhkan. Suara-suara dunia yang kuat dan perkasa akan menyuruh kita untuk tutup mulut dan tetap diam. Kita akan bisa seperti orang buta itu, yaitu semakin keras berseru kepada Tuhan, kalau kita benar-benar tahu apa yang kita inginkan. Karena itu, mari kita menyiapkan jawaban ketika Yesus bertanya kepada kita, “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?”