Lukas 12:35-38
“Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetuk pintu, segera dibuka pintu baginya. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.”
***
Akhir-akhir ini banyak peristiwa di sekeliling kita yang memaksa kita untuk waspada agar selamat. Salah satu hal yang masih saja membuat kita terus berjaga adalah kehadiran Covid-19 yang menimbulkan kekhawatiran dan rasa takut. Namun, jika pola pikir dan perilaku dalam menghadapi situasi ini tidak kita kontrol, hal ini akan membawa kita pada sikap curiga yang berlebihan, yang justru akan membuat kita selalu tidak tenang. Di sisi lain, jika situasi pandemi ini kita hadapi dengan kewaspadaan yang positif, misalnya dengan dengan senantiasa menjaga kebersihan dan menaati protokol kesehatan, kita akan dibawa pada keselamatan. Nilai-nilai positif akan mengarahkan seluruh pikiran, perasaan, dan tindakan kita kepada hal-hal yang positif pula.
Sikap waspada yang kita renungkan hari ini bukan saja sebatas sesuatu yang kita lakukan untuk mengatasi terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan, melainkan juga dalam rangka menantikan kehadiran Tuhan. Yesus yang telah bangkit dan naik ke surga akan datang kembali ke dunia. Itulah yang menjadi dasar kita untuk terus waspada dan berjaga-jaga. Berjaga yang dimaksud adalah sungguh tahu dan sadar melakukan yang dikehendaki Tuhan dalam kehidupan kita. Dengan demikian, kita juga menyadari tujuan akhir hidup kita, yakni bertemu dengan Tuhan dalam sukacita abadi. Karena itu, dalam menghayati sikap hidup berjaga-jaga, sudah seharusnya kita melakukan tindakan yang nyata dan berkenan pada Tuhan.
Yesus mengundang kita untuk mengembangkan sikap hidup berjaga-jaga, yakni dengan konsisten menghidupi nilai-nilai kebaikan yang telah diteladankan-Nya. Nilai-nilai tersebut antara lain kedamaian, sukacita, pengampunan, dan kasih. Berjaga-jaga juga dapat direalisasikan dengan sikap setia dan sabar dalam karya dan pelayanan kita, terutama saat badai pencobaan datang menerjang. Saat hidup kita diuji, ujian itu hendaknya kita jadikan pengalaman rohani yang memperkuat benteng iman kita dalam menantikan kedatangan-Nya.
Sikap berjaga-jaga membutuhkan kesediaan untuk menyerahkan diri secara total pada kehendak Tuhan. Tuhan akan membimbing kita dalam masa penantian ini dengan mencurahkan Roh Kudus yang menyertai kita sepanjang waktu. Alangkah indah dan bahagianya jika ketika Tuhan datang, kita ditemukan oleh-Nya sedang berjaga-jaga dalam doa dan tindakan-tindakan kasih.
Marilah berdoa: “Tuhan, ajarilah kami setia menantikan Engkau dalam doa dan kasih yang senantiasa kami perjuangkan dalam hidup ini. Amin.”