Menjadi Pewarta Kerajaan Allah

Rabu, 22 September 2021 – Hari Biasa Pekan XXV

107

Lukas 9:1-6

Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, kata-Nya kepada mereka: “Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka.” Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.

***

Ketika seseorang diutus untuk melaksanakan tugas yang baru, pihak yang mengutus biasanya memberikan kepadanya segala bekal yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas tersebut. Tujuannya adalah agar tugas dapat dijalankan dengan baik dan lancar.

Dalam rangka mewujudkan visi-Nya, Yesus memilih dua belas murid. Ia tidak memilih mereka agar terus menemani diri-Nya. Alih-alih demikian, mereka juga diutus untuk menjalankan misi yang sama dengan misi-Nya. Itulah yang kita dengarkan dalam bacaan Injil hari ini. Sebelum berangkat, para murid diberi bekal oleh Yesus. Bekal yang diberikan adalah kuasa atas setan-setan dan kuasa untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Yesus juga menyampaikan beberapa larangan. Para murid tidak boleh membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, serta baju lebih dari satu.

Yesus tahu bahwa setan adalah satu-satunya pihak yang menghambat misi mewujudkan Kerajaan Allah. Karena itu, para murid harus memiliki kuasa untuk menaklukkannya. Yang ditaklukkan bukan hanya setan yang ada dalam diri orang lain, melainkan juga yang ada dalam diri para murid sendiri. Selain itu, para murid harus menyembuhkan orang-orang sakit, sebab hanya orang sehatlah yang dapat bekerja dan berbuat sesuatu untuk Kerajaan Allah.

Yesus juga menginginkan agar para murid lepas bebas dan tidak terikat pada jaminan-jaminan duniawi. Utusan-utusan-Nya harus mampu melaksanakan tugas dengan menggantungkan diri seutuhnya hanya kepada Allah. Keterikatan pada barang-barang duniawi dapat memabukkan dan membuat lupa diri, membuat orang hilang arah dan tenggelam dalam kenikmatan-kenikmatan semu.

Kita juga adalah murid-murid Kristus yang diutus-Nya untuk mewujudkan Kerajaan Allah di tempat kita hidup dan berkarya. Mewujudkan Kerajaan Allah berarti menciptakan kehidupan atau suasana, di mana Allah meraja dan kehendak-Nyalah yang terjadi. Ini adalah kehidupan yang tidak memberi tempat bagi si jahat, kehidupan yang bersih dari kuasa setan. Untuk menjalankan tugas tersebut, kita telah diberi-Nya bekal. Melalui sakramen baptis dan krisma, kita telah menerima kuasa untuk menguasai setan-setan dan menyembuhkan orang sakit.

Kita tahu bahwa pada zaman sekarang banyak orang mengalami sakit, bukan hanya secara fisik, melainkan juga secara mental. Menyembuhkan orang-orang tersebut adalah juga tanggung jawab kita. Yesus menghendaki agar kehadiran kita menyembuhkan dunia dari segala penyakit yang dapat menjauhkan manusia dari Tuhan. Untuk itu, pertama-tama kita sendiri harus sehat, lepas dari segala ketergantungan duniawi. Ketergantungan terhadap hal-hal duniawi sering kali membebani dan melumpuhkan kita, sehingga tidak mampu berbuat untuk melaksanakan tugas pengutusan.

Kita bisa melihat betapa banyak orang mengabaikan dan menggadaikan iman kepada Tuhan karena keterikatan kepada hal-hal duniawi, misalnya kekuasaan, harta, popularitas, dan lain-lain. Kecenderungan inilah yang dikehendaki Yesus agar dikuasai ketika Ia melarang para murid untuk membawa tongkat, bekal, dan sebagainya. Marilah kita melaksanakan tugas pengutusan sebagai murid-murid Yesus dengan menggunakan kuasa yang telah diberikan-Nya kepada kita.