Berakar dan Bertumbuh dalam Sabda Tuhan

Senin, 20 September 2021 – Peringatan Wajib Santo Andreas Kim Taegon, Paulus Chong Hasang, dan Kawan-Kawan

117

Lukas 8:16-18

“Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki dian, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, darinya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.”

***

Dalam kesempatan sharing dengan para murid tentang pengalaman belajar daring, untuk kesekian kalinya saya mendengar bahwa pelajaran fisika dan matematika merupakan pelajaran tersulit. Sebagai seorang guru yang mengampu pelajaran fisika, keluhan ini semakin memacu semangat saya untuk mengupayakan pembelajaran yang mudah dipahami. Saya pun mencoba mengajarkan berbagai konsep fisika dengan bahasa yang paling sederhana dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari, mendorong para murid untuk tidak mudah panik ketika melihat rumus dan angka, tenang dalam membaca dan memahami soal, serta banyak berlatih mengerjakan soal-soal sehingga akrab dengan rumus-rumus. Tujuan saya dengan semua upaya itu hanya satu, yakni agar mereka mampu memahami pelajaran ini.

Dalam setiap pengajaran-Nya, Yesus sering kali menggunakan perumpamaan. Begitu banyak perumpamaan yang diajarkan oleh-Nya. Tujuan Yesus adalah agar para pendengar dapat memahami pengajaran-Nya dengan mudah. Bila dipahami, ajaran Yesus pasti akan mudah untuk diresapi. Hal ini akan membuat sabda-Nya berakar di dalam hati dan diwujudkan dalam hidup sehari-hari.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengingatkan kita tentang cara mendengar. Ia menginginkan kita agar menjadi pendengar sabda yang sungguh-sungguh berakar dalam sabda tersebut. Jika kita sudah berakar dalam sabda Tuhan, hidup kita akan mampu bertumbuh dan menghasilkan buah-buah kebaikan. Yesus tidak menginginkan kita menjadi pendengar yang pasif, yang hanya mendengar tanpa melaksanakan. Yesus menginginkan kita menjadi pendengar dan pelaksana sabda. Ketika kita menjadi pelaksana sabda, saat itulah kita menjadi pelita yang menerangi kegelapan di sekitar kita.  

Hari ini kita juga memperingati St. Andreas Kim Taegon (seorang imam) dan St. Paulus Chong Hasang (seorang awam), dan ratusan umat Katolik lainnya yang mati sebagai martir di Korea karena iman mereka. Mereka semua adalah orang kudus yang teguh memelihara iman sampai akhir. Meski hidup terkekang, dan bahkan menderita oleh berbagai penganiayaan, iman mereka ternyata berkembang subur. Sabda Tuhan yang berakar dalam hati telah membuat mereka menjadi cahaya bagi dunia. Semoga kita juga memiliki semangat yang sama, sehingga berani menjadi terang bagi masyarakat di sekitar kita.