Matius 19:13-15
Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata: “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga.” Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.
***
Yesus, Gereja, sakramen-sakramen, katekese, pertobatan, kesaksian, dan misi merupakan tema-tema abadi bagi para penginjil. Namun, ada dua konsep pokok yang berhubungan dengan penginjilan, yaitu keselamatan dan Kerajaan Allah. Keselamatan berarti Yesus telah datang untuk membebaskan kita dari semua penindasan, terlebih dari dosa.
Buah keselamatan adalah karunia Kerajaan Kristus. Injil Matius memberi kita pengertian yang paling luas mengenai arti kerajaan. Kerajaan adalah realitas ilahi yang sebagian digenapi di bumi dan secara kekal digenapi di surga. Ia membawa cinta, keadilan, dan belas kasihan bagi keberadaan kita di dunia ini. Ia memberkati kita dengan kehidupan kekal dalam surga.
Menyamakan Kerajaan Kristus dengan tujuan-tujuan yang murni politis dan ekonomis merupakan suatu kesalahan. Hal itu akan menempatkan agama sebagai pelayan ideologi. Namun, ketika Kerajaan Kristus mengubah hati manusia dengan cinta, keadilan, dan belas kasihan, ini akan mendorong kemungkinan terciptanya sebuah masyarakat kristiani dengan kemerdekaan politik, keadilan ekonomi, dan kebudayaan yang manusiawi. Kerajaan Kristus dan realitas masyarakat saling berkaitan meskipun tidak sama.
Kerajaan Kristus adalah suatu gerakan karya belas kasihan jasmani dan rohani. Realitas masyarakat yang dijiwai oleh Kerajaan Kristus tampil dalam gerakan-gerakan karya belas kasihan. Kita dapat menyebut beberapa gerakan tersebut, seperti memberi makanan kepada yang lapar, minuman kepada yang haus, pakaian kepada yang telanjang, tumpangan kepada para gelandangan, mengunjungi yang sakit, meneguhkan yang ragu, menegur yang berdosa, menanggung kesalahan-kesalahan dengan sabar, mengampuni kesalahan, menghibur yang susah, serta mendoakan yang hidup dan yang mati.
Marilah kita berdoa: “Yesus, Pemimpinku yang melayani, Engkau memanggilku untuk mengikuti-Mu dengan bertanggung jawab atas kebutuhan-kebutuhan jiwa dan raga orang-orang lain. Tolonglah aku agar berpikir melampaui lingkaran kesadaranku sendiri dan kebutuhan-kebutuhan pribadi. Bangkitkanlah dalam diriku belas kasihan yang tulus kepada orang-orang yang berada dalam kesulitan. Gerakkanlah aku agar melampaui keasyikan diri supaya dapat mengulurkan tangan kepada orang-orang lain dengan tangan yang lembut dan hati yang hangat. Pimpinlah aku untuk membawa cinta-Mu yang menyembuhkan ke tengah dunia yang hancur.”
Diolah dari Alfred McBride, O.Praem, Images of Jesus (Jakarta: Obor, 2003).