Kebenaran Tidak Ditentukan oleh Sumpah

Sabtu, 12 Juni 2021 – Peringatan Wajib Hati Tersuci Santa Perawan Maria

128

Matius 5:33-37

“Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”

***

“Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu” merupakan salah satu dari sepuluh perintah Allah yang diterima umat Israel melalui Musa di Gunung Sinai. Dalam sebuah persidangan, kesaksian seseorang sangat diperlukan untuk menentukan benar tidaknya suatu perkara. Mungkin kita masih ingat akan kisah Susana dalam kitab Daniel (Dan. 13:1-64), yang hampir saja mati karena kesaksian palsu dua orang tua-tua gara-gara hasrat berahi mereka tidak terpenuhi. Syukurlah, Tuhan mengutus Daniel untuk menyelamatkan Susana dari hukuman mati. Dengan amat pandai dan bijaksana, Daniel mampu membongkar kesaksian palsu kedua orang tua-tua itu dan menyelamatkan nyawa Susana.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengajak kita bukan hanya untuk tidak bersumpah palsu, melainkan juga untuk tidak sekali-kali bersumpah demi langit dan bumi. Sekalipun mungkin kita benar dan tidak berbohong tentang apa yang kita katakan, kita tetap dilarang untuk bersumpah demi apa pun juga. Alasan Yesus adalah karena segala sesuatu yang ada di bumi ini merupakan ciptaan Tuhan. Kita tidak berkuasa sedikit pun atas ciptaan Tuhan, bahkan atas diri kita sendiri. Dengan bersumpah demi sesuatu yang Tuhan ciptakan, sama saja kita mengundang Tuhan untuk mendukung sumpah kita. Kalau sumpah itu bohong, sama saja kita mengajak Tuhan untuk berbohong.

Sumpah biasanya dinyatakan ketika seseorang, atau kita sendiri, tidak yakin dengan apa yang dikatakan. Namun, kebenaran dari perkataan kita tidak terletak pada sumpah, tetapi pada kebenaran itu sendiri. Karena itu, Yesus dengan tegas mengajak kita untuk mengatakan apa yang benar sebagai benar, tanpa harus bersumpah demi apa pun. “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak,” demikian Ia berkata.