Yohanes 15:1-8
“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”
***
Yesus memberi perintah kepada para pengikut-Nya untuk bersatu dengan-Nya, untuk tinggal di dalam Dia. Jika kita tinggal di dalam Yesus, Ia akan tinggal di dalam diri kita. Ini bukan sekadar nasihat yang boleh dijalani atau tidak, melainkan suatu perintah yang harus kita lakukan sebagai murid-murid Yesus. Tujuannya adalah agar kita dalam hidup ini menghasilkan buah berlimpah.
Syarat agar kita dapat tinggal di dalam Yesus adalah percaya kepada-Nya dan membiarkan diri dihidupi atau dipimpin oleh Roh Kudus. Percaya kepada Yesus Kristus berarti percaya kepada Allah yang memberikan Roh Kudus dan memungkinkan kita hidup dalam kebenaran. Dengan kata lain, berkat bimbingan dan daya Roh Kudus, kita berjalan dalam kekudusan Allah. Roh Kudus menjauhkan kita dari segala hal yang memisahkan diri kita dengan Allah.
Perintah Yesus berikutnya adalah supaya kita hidup saling mengasihi. Perintah ini mengingatkan kita akan kasih Allah yang telah tercurah kepada kita melalui Yesus Kristus. Kasih Allah telah ditunjukkan Yesus kepada kita, baik dalam karya kehidupan-Nya maupun dengan sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya.
Iman akan Kristus dan kesatuan dengan-Nya dalam Roh Kudus memampukan kita untuk mengasihi orang lain. Kasih ini tidak hanya berbentuk kata-kata, tetapi juga terwujud nyata dalam tindakan, dalam pemberian diri yang sehabis-habisnya dan sepenuh hati. Yesus sendiri telah memberikan teladan bagi para murid-nya dan bagi kita saat ini. Jika kita percaya kepada-Nya dan hidup saling mengasihi, kita akan selalu hidup dalam kebenaran Allah yang memanggil kita kepada kekudusan.
Ingat, tinggal dalam Yesus dan hidup saling mengasihi adalah perintah yang mau tidak mau, suka tidak suka, harus kita hidupi. Melaksanakannya akan membuat kita mendapatkan bonus, yakni terkabulnya apa yang kita minta dalam nama Yesus. Namun, bonus harus kita pikirkan belakangan. Mari kita terlebih dahulu berjuang setiap saat untuk bersatu dengan Yesus dan hidup saling mengasihi dalam naungan Roh Kudus.