Menjadi Hamba dan Utusan Tuhan

Kamis, 29 April 2021 – Peringatan Wajib Santa Katarina dari Siena

320

Yohanes 13:16-20

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.

Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku.”

***

Seorang hamba yang baik melaksanakan apa pun yang diperintahkan oleh tuannya tanpa membantah. Dengan setia, ia akan melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginan tuannya itu. Demikian juga seorang utusan. Seorang utusan yang baik akan berusaha menyampaikan segala sesuatu sampai ke tujuan sesuai dengan keinginan orang yang mengutusnya. Misi seorang utusan adalah menyampaikan apa yang diperintahkan oleh orang yang mengutusnya.

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengingatkan kita bahwa seorang hamba tidak lebih tinggi dari tuannya, dan bahwa seorang utusan tidak lebih tinggi dari orang yang mengutusnya. Sebagai pengikut Yesus, kita adalah hamba dan utusan-Nya. Kesadaran ini mestinya menghadirkan kebahagiaan bagi kita, sebab berarti kita dipercaya oleh-Nya. Kita dipercaya oleh Tuhan untuk menjadi hamba dan utusan-Nya.

Sebagai hamba, kita harus melakukan apa yang diperintahkan Yesus, yakni agar kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, pikiran, dan tenaga, serta mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri. Segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup hendaknya bertujuan mewujudkan kasih kepada Tuhan dan sesama. Seandainya setiap pengikut Yesus melakukan perintah ini, sudah pasti dunia menjadi tempat yang lebih damai dan indah. Ketaatan pada perintah Tuhan merupakan wujud kasih kita kepada-Nya. Sama seperti Yesus taat kepada Bapa-Nya, kita pun harus bersikap demikian.

Kita juga adalah utusan-utusan Tuhan. Dalam kehidupan di dunia ini, misi yang kita bawa adalah misi Yesus sendiri, yakni menjadi pewarta kabar gembira dan keselamatan yang telah dikerjakan Yesus dengan wafat dan kebangkitan-Nya. Seluruh hidup kita harus menjadi pewartaan bahwa kita adalah orang-orang yang telah ditebus Tuhan. Karena itu, kita mengundang orang lain untuk mengalami keselamatan yang sama. Kita perkenalkan bahwa Tuhan itu Allah yang maha baik. Ia senantiasa menjaga dan memelihara kita dengan penuh kerahiman. Itulah sebabnya kita selalu membuka tangan dan berusaha merangkul orang-orang yang tersesat. Dengan itu, kita menjadi pewarta kerahiman Tuhan, sehingga mereka yang meninggalkan Tuhan dapat kembali kepada-Nya dan memperoleh keselamatan.