Yohanes 10:1-10
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari darinya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.”
Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. Maka kata Yesus sekali lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
***
Ketika menonton sebuah video di YouTube yang berjudul The Bond between Mother and Child, saya begitu terkesan sekaligus terharu. Dalam video tersebut dihadirkan tujuh orang ibu dengan penampilan yang nyaris sama. Lalu ada tujuh anak kecil yang adalah anak-anak dari para ibu itu. Dengan mata tertutup, anak-anak itu diminta memilih ibu mereka masing-masing. Satu per satu mereka pun mendekati ibu-ibu tersebut, kemudian menyentuh tangan, kaki, tubuh, dan wajah mereka. Jika merasa itu bukan ibunya, si anak akan menggeleng dan berpindah ke ibu berikutnya. Jika yakin sudah menemukan, ia langsung memeluk sang ibu dalam keadaan mata masih tertutup. Menarik bahwa tanpa melihat pun, banyak anak yang dapat mengenali ibu mereka. Ada ikatan yang begitu kuat antara si anak dengan ibunya.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menegaskan kembali bahwa Dia adalah gembala kawanan domba. Sebagai gembala, Yesus menuntun domba-domba keluar ke padang rumput yang hijau. Ia berjalan di depan, sementara para domba mengikuti-Nya karena mengenal suara-Nya. Yesus juga mengatakan bahwa Dia adalah pintu, dan hanya melalui Dia, domba-domba mempunyai hidup dengan segala kelimpahannya.
Kitalah domba-domba itu. Kita beruntung karena melalui pembaptisan, kita menjadi kawanan domba yang mengikuti Yesus, sang gembala. Namun, sekadar dibaptis ternyata tidak cukup. Yesus mengatakan bahwa domba-domba mengikuti sang gembala karena mengenal suaranya. Ini berarti, sebagai domba, kita harus sungguh mengenal suara Yesus. Bagaimana kita dapat mengikuti Yesus kalau tidak mengenal suara-Nya? Sama seperti dalam video yang di atas, di mana anak-anak mengenali ibunya meski dengan mata tertutup, kita pun hendaknya sungguh-sungguh mengenali Yesus. Kita dapat mengenali Yesus kalau memiliki relasi dan ikatan yang kuat dengan-Nya. Kedekatan kita dengan Yesus akan memampukan kita untuk mengenali suara-Nya di tengah bisingnya suara-suara di dunia ini.
Mari kita tekun menjalin relasi dengan Tuhan melalui keheningan batin dan doa-doa kita. Dalam doa, kita mendengarkan sabda-Nya dan mengenali suara Dia yang selalu mengasihi kita.