Sukacita Natal di Tengah Pandemi

Kamis, 24 Desember 2020 – Misa Malam Natal

156

Lukas 2:1-14

Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri.

Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, — karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud — supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung.

Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.

Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara surga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”

***

Lebih dari setahun, penyebaran Covid-19 membayang-bayangi seluruh aspek kehidupan umat manusia. Segalanya seolah-olah lumpuh. Beberapa merasa bosan karena tidak bisa bepergian ke mana-mana, apalagi pada perayaan Natal seperti ini. Biasanya menjelang perayaan Natal merupakan hari-hari yang sangat sibuk. Ada yang mudik untuk merayakan Natal bersama keluarga; ada yang berlatih kor demi perayaan Natal yang optimal dan meriah; ada yang mengirim kartu dan hadiah kepada sanak keluarga dan sahabat; ada pula yang sibuk menyiapkan makanan dan minuman, serta membereskan rumah dengan dekorasi-dekorasi Natal yang unik.

Namun, kali ini suasana Natal kita sedikit berbeda. Semuanya mungkin akan serba dibatasi. Barangkali kita tidak akan bisa berkumpul untuk merayakan Natal bersama anggota keluarga lainnya. Barangkali tidak ada misa yang sangat meriah seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak pula salam-salaman dan pelukan. Yang ada barangkali hanya salam berupa pesan-pesan singkat via SMS, WhatsApp, Facebook, dan lain sebagainya.

Akan tetapi, di tengah situasi yang tidak pasti ini, sebagai orang beriman, kita mestinya tidak kehilangan harapan akan janji yang telah disabdakan Tuhan. Pada malam ini, kita dipenuhi oleh sukacita, yang bergema melalui nyanyian para malaikat yang memberitahu para gembala Betlehem bahwa mereka akan menjumpai seorang anak yang baru lahir di kandang hina, dibungkus dengan lampin dan terbaring di palungan. Ketika bayi Yesus lahir dalam dingin dan kesunyian malam, suara sukacita bergema di seluruh tanah Bethlehem, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”

Peristiwa kelahiran sang Juru Selamat di kandang Betlehem mau menunjukkan kepada kita betapa dalam cinta Allah kepada manusia. Allah telah mengutus Putra-Nya ke dunia sebagai Juru Selamat dan tinggal di antara kita. Malam ini, sepantasnya kita bersukacita karena seberapa pun jauhnya kita menyimpang dari jalan Tuhan, Ia selalu ada bersama kita. Yesus Kristus adalah anugerah yang kita terima dari Allah, bukan hanya hari ini, tetapi sepanjang hidup kita. Dia adalah terang yang bersinar untuk menghalau kegelapan dosa kita. Yesus memahami kelemahan manusiawi kita karena Dia menjadi salah satu dari kita, satu dengan kita. Dia tahu kesedihan dan kecemasan kita, juga harapan terdalam dan keinginan hati kita. Dia menghibur kita saat kita berada pada titik terendah kehidupan. Dia membantu kita untuk melihat kebaikan dalam diri sesama.

Yesus Kristus adalah hadiah Natal terindah dari Allah bagi kita semua. Sebagaimana ditegaskan oleh para malaikat, kabar sukacita yang mereka kumandangkan adalah untuk semua orang, dimulai dari para gembala yang mewakili orang-orang kecil, kaum miskin dan terpinggirkan. Untuk itu, kepada kita semua, Tuhan mengatakan apa yang diungkapkan malaikat kepada para gembala itu, “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa.”

Kedatangan Kristus ke dunia mau menegaskan kepada kita bahwa tidak ada sudut kegelapan dalam diri kita, di mana Tuhan tidak dapat memancarkan cahaya kemuliaan-Nya. Sebagaimana kita berkumpul bersama dan bersukacita atas kemuliaan Allah pada malam suci ini untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus, Juru Selamat dunia, kita dipanggil untuk membawa cahaya Kristus bagi sesama. Di tengah situasi tergelap dunia ini karena pandemi Covid-19, yakinlah bahwa Kristus adalah Cahaya yang tidak bisa dikuasai kegelapan. Dia adalah sumber damai dan sukacita kita.