Pesta Kelahiran

Selasa, 8 September 2020 – Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria

242

Matius 1:18-23

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami istri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” — yang berarti: Allah menyertai kita.

***

Saat pesta ulang tahun, orang yang merayakan biasanya diberi kesempatan untuk meniup lilin. Pada kesempatan itu, yang bersangkutan mengucap syukur, membangun niat, dan mengajukan permohonan. Hari ini adalah hari istimewa bagi kita umat Katolik. Bersama Gereja universal, kita merayakan pesta kelahiran Santa Perawan Maria. Alih-alih Bunda Maria sendiri, kitalah yang saat ini mengucap syukur atas kelahirannya, sebab ia bersedia mengambil peran yang sangat penting dalam sejarah keselamatan kita.

Bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk merenung, menyadari, dan mensyukuri karya penyertaan Allah melalui Santa Perawan Maria. Gereja percaya bahwa Maria sejak semula telah dipersiapkan oleh Allah untuk mengandung Putra-Nya, sang Juru Selamat. Jawaban “ya” dari Maria berlanjut pada kesetiaannya dalam mengandung, melahirkan, membesarkan, merawat, dan mendampingi Yesus sejak kecil hingga wafat di kayu salib. Maria juga berperan mendampingi para rasul dan Gereja perdana dalam mempertahankan iman mereka. Maria tetap mendampingi perjalanan Gereja hingga saat ini.

Bersama Bunda Maria, marilah kita pada hari ini pertama-tama bersyukur atas penyertaan dan kasih Tuhan. Sebagaimana Tuhan memberi peran khusus bagi Maria untuk menjadi ibu sang Penebus, kita masing-masing juga mendapat peran dan tugas khusus dari Tuhan untuk ambil bagian dalam karya keselamatan-Nya. Sebagaimana Maria menjawab panggilan Tuhan secara positif, semoga kita dengan penuh syukur dan iman juga berani mengatakan “jadilah padaku menurut perkataan-Mu” atas tugas dan pengutusan kita masing-masing di dunia ini.

Selanjutnya, mari kita membangun niat supaya kita dapat meneladan Bunda Maria. Ia setia bukan hanya dalam kata-kata, melainkan juga dalam tindakan nyata; ia setia tidak hanya pada saat suka, tetapi juga di dalam duka; ia setia tidak hanya di awal, tetapi tuntas sampai akhir. Bersama Bunda Maria yang selalu setia dalam tugas pengutusannya, semoga kita juga setia akan tugas pengutusan kita masing-masing.