Tuhan Tidak Tidur

Rabu, 29 Juli 2020 – Peringatan Wajib Santa Marta

285

Yohanes 11:19-27

Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.” Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.” Kata Marta kepada-Nya: “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.” Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?” Jawab Marta: “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”

***

Saat berjumpa dengan Yesus, Marta sangat bersedih atas kematian Lazarus, saudaranya. Walaupun demikian, ia tidak terjebak dalam kesedihan. Marta tetap membuka hati pada sapaan Tuhan. Ia bergegas menyambut Yesus dan berdialog dengan-Nya. Dialog itu membantu Marta mengatasi rasa sedih, melampauinya, hingga akhirnya tiba pada pengakuan iman. “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.”

Sungguh luar biasa bahwa pengakuan iman itu muncul dari peristiwa duka. Tentunya hal ini tidak lepas dari peran Yesus yang secara personal dekat dengan keluarga Betania ini. Dalam dialog dengan Marta, Yesus menyatakan bahwa Ia adalah kebangkitan dan hidup. Kematian tidak dapat menaklukkan-Nya. Sebaliknya, Dialah yang menaklukkan kematian dan berkuasa atasnya. Ia juga sanggup membangkitkan orang mati. Penyataan diri inilah yang membangkitkan iman Marta. Perempuan itu menjadi sadar akan identitas Yesus dan percaya pada-Nya. Sebagaimana kita ketahui, pada akhirnya Yesus membangkitkan Lazarus. 

Saudara-saudari terkasih, dalam saat-saat sedih, stres, berduka, dan putus asa, kita cenderung larut dalam perasaan-perasaan kita sendiri. Akibatnya, kita kurang merasakan kehadiran Tuhan. Kisah Marta menyadarkan kita bahwa Tuhan tidak tidur. Ia selalu menyertai kita dalam setiap peristiwa kehidupan. Oleh karena itu, kita perlu belajar peka terhadap kehadiran dan sapaan Tuhan, secara khusus ketika kita mengalami peristiwa-peristiwa buruk. Dalam saat-saat seperti itu, hendaknya kita menjadikan doa sebagai waktu untuk berceritera dengan Tuhan. Ungkapkanlah isi hati kita, Tuhan pasti akan menanggapinya. Semoga dengan begitu iman kita diteguhkan, sehingga kita pun mampu bangkit kembali.