Yohanes 16:29-33
Kata murid-murid-Nya: “Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah.” Jawab Yesus kepada mereka: “Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
***
Damai sejahtera akan diberikan Yesus jika kita mau percaya kepada-Nya. Suasana hati yang damai merupakan buah dari keyakinan iman. Yesus berpesan dalam bacaan Injil hari ini, “Kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” Pesan itu mengandung ajakan agar siapa pun yang percaya kepada-Nya tetap berpegang teguh pada iman kendati diserang oleh berbagai derita dan penganiayaan. Jika kita mampu bersikap setia, kita akan menikmati damai sejahtera secara penuh.
Karena serangan Covid-19, banyak orang sekarang merasa cemas: cemas terinfeksi virus, cemas ekonomi yang memburuk, dan sebagainya. Kecemasan itu membuat orang tidak mengalami kedamaian batin, sebaliknya menjadi takut, stres, putus asa, dan pesimis. Pandemi ini sungguh menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang rapuh. Dengan setumpuk kecemasan, orang mudah terjatuh, sebab yang sering kali dianut adalah rasio sendiri, tanpa memedulikan suara Allah.
Belajar dari pesan Yesus dalam bacaan Injil hari ini, mari kita beriman dengan teguh, yakni dengan percaya sepenuhnya kepada Allah. Yakin bahwa Allah senantiasa memberikan berkat adalah cara untuk memiliki harapan. Harapan inilah yang membuat hidup bercahaya. Harapan membuat seseorang mampu terus hidup dan berjalan maju. Kecemasan yang timbul sering kali berasal dari beragam pikiran yang sifatnya menakut-nakuti. Alihkan perhatian kita kepada sabda-sabda Yesus yang senantiasa menghadirkan damai sejahtera.
Hidup tidak saja ditentukan kemampuan dan kecakapan seseorang. Ada prakarsa ilahi yang berperan penting di dalamnya. Ketika akal budi tidak mampu memberikan jawaban, prakarsa ilahi akan selalu hadir untuk menyelamatkan. Karena itu, mari kita hidup dalam keseimbangan. Percaya kepada Allah adalah tuntutan yang mutlak, percaya bahwa Allah selalu menjamin hidup kita, juga selalu memberikan yang terbaik bagi kita. Ketika Yesus bertanya, “Percayakah kamu sekarang?” semoga kita dapat menjawab dengan lantang, “Tuhan, kami selalu percaya kepada-Mu.”