Terbuka terhadap Yesus

Minggu, 19 Januari 2020 – Hari Minggu Biasa II

117

Yohanes 1:29-34

Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.”

Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.”

***

Bacaan Injil hari ini mewartakan kepada kita bagaimana Yohanes Pembaptis mengenal pribadi Yesus. Pewartaan Yohanes tentunya berdasarkan pengalaman iman yang sejati. Iman ini tumbuh karena keterbukaan dirinya akan karya Allah, sehingga Allah berkenan memperkenalkan Yohanes pada Yesus, sang Juru Selamat.

Di dalam bacaan sendiri dikatakan bahwa pada mulanya Yohanes tidak mengenal sang Anak Domba Allah, tetapi Allah yang bekerja dalam diri Yohanes, Dialah yang mengantarkannya pada pertemuan langsung dengan Yesus. Peristiwa iman ini tidak terjadi tanpa tujuan. Allah telah mengutus Yohanes untuk menjadi saksi yang berseru kepada banyak orang bahwa Yesus adalah Anak Allah. Keterbukaan Yohanes akan kehadiran Yesus telah membawa sukacita iman dalam karya dan pelayanannya. Kerinduannya akan kehadiran Mesias terjawab; ia pun diberi kepercayaan untuk membaptis sang Juru Selamat.

Keterbukaan hati Yohanes adalah buah dari hubungan yang sangat mendalam dengan Allah. Hubungan ini tentunya tidak terjalin begitu saja. Yohanes semakin dekat dengan Allah berkat perkataan dan tindakan dalam karya-karya pewartaan yang ia lakukan.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita telah terbuka akan karya Allah dalam hidup kita? Kita perlu waspada, sebab pada zaman sekarang, sering kali kita seolah olah terbuka kepada Allah, tetapi sesungguhnya tidak. Keterbukaan yang ditunjukkan Yohanes adalah keterbukaan hati untuk mau bekerja sama dengan Tuhan, demi sukacita dan nilai-nilai kehidupan, yang bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk sesama. Keterbukaan ini adalah kesiapan hati dan tindakan yang konkret untuk menyatakan bahwa Yesus adalah Juru Selamat dalam seluruh kehidupan kita. Menyatakan hal itu tentunya membutuhkan semangat, daya juang, dan pengorbanan.

Marilah kita belajar dari Yohanes Pembaptis untuk pertama-tama terbuka akan Allah dalam hidup kita, menyadari karya-karya-Nya, menjadi saksi dan pewarta-Nya lewat sikap, tutur kata, serta perbuatan positif lainnya. Keterbukaan akan Allah hanya dapat dialami dalam iman lewat doa, refleksi, keheningan batin, dan perbuatan-perbuatan baik.