Tetap Berbuah di Tengah Impitan Kejahatan Dunia

Sabtu, 27 Juli 2019 – Hari Biasa Pekan XVI

295

Matius 13:24-30

Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.”

***

Melihat realitas dalam kehidupan ini, kita terkadang tergoda untuk bertanya: mengapa di mana-mana ada kejahatan? Kejahatan terjadi di berbagai tempat, bahkan di tempat atau lembaga di mana kebaikan diajarkan seperti institusi agama. Korupsi, kekerasan, dan pelecehan seksual terjadi juga di situ. Kadang hal tersebut membuat kita bertanya-tanya dalam hati, “Mengapa Tuhan membiarkan semua kejahatan itu terjadi?”

Dalam kehidupan nyata, kita dapat melihat bahwa yang baik dan yang jahat memang selalu berdampingan. Bacaan Injil hari ini mengemukakan perumpamaan yang bisa menjelaskan hal itu. Dikatakan bahwa Kerajaan Allah itu bagaikan seseorang yang menaburkan benih gandum. Namun, pada saat orang-orang tidur, seorang musuh menaburkan benih lalang di situ. Akibatnya, gandum dan lalang kemudian sama-sama tumbuh dengan subur. Ketika para hamba meminta izin untuk mencabut lalang, sang tuan melarang mereka. Menurutnya, tindakan itu bisa-bisa membuat gandum ikut tercabut tanpa sengaja. Jadi, mereka membiarkan saja gandum dan lalang tumbuh bersama hingga musim panen tiba. Pada saat itulah gandum akan dituai, sedangkan lalang-lalang yang ada akan dibuang dan dibakar.

Tuhan selalu memberikan yang baik kepada dunia. Dalam kisah perumpamaan di atas, Dialah sang Penabur Kebaikan. Lihatlah kisah penciptaan. Dikatakan di sana bahwa pada mulanya, Allah menciptakan segala sesuatu baik adanya. Ia menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya dengan indah dan penuh harmoni. Sayang, manusia merusak itu semua ketika membiarkan diri mereka jatuh ke dalam dosa. Sejak saat itu, kejahatan hadir di dunia dan tidak henti-hentinya berusaha menjauhkan manusia dari kasih Allah.

Jika demikian, apa yang harus kita lakukan sebagai pengikut Kristus? Tuhan sudah menaburkan benih kebaikan dalam hati kita, yakni melalui sabda-sabda-Nya yang kita dengarkan setiap saat. Sabda-sabda Tuhan hendaknya senantiasa kita dengarkan, kita renungkan, dan kita laksanakan. Itu yang harus kita lakukan agar sebagai gandum, kita dapat tumbuh dengan baik, meskipun ada banyak lalang di sekitar kita. Lalang itu berupa godaan-godaan akan kenikmatan duniawi, perasaan iri, dengki, marah, dan masih banyak lagi. Ketika kita membuka diri pada godaan-godaan itu, saat itulah kita kalah, terimpit, dan mati, kita takluk di hadapan si jahat. Untuk dapat menghasilkan buah berkelimpahan dari benih yang baik, kita harus kuat bertahan dalam kesetiaan untuk mendengarkan sabda Tuhan dan melaksanakannya.