Unsur penting lain dalam perjalanan menuju terang ialah humor, kejenakaan. Humor menisbikan, merelativir, tetapi tidak menertawakan. Ia menciptakan ruang di dalam kebersamaan. Indah bila ada orang lansia yang mengisi rumah dengan pengamatannya yang jenaka. Ketika Paus Yohanes XXIII ditanya, “Berapa orang bekerja dalam Vatikan?”, ia menjawab, “Saya menduga, kurang lebih separuh dari mereka!” Humor sangat berharga, sebab ada kesungguhan terhadap keadaan atau orang, tetapi tidak berlebihan. Baiklah kita dapat memandang hidup dengan senyum, daripada dengan sinis.
Dari harapan dan humor dapat lahir suatu visi, penemuan baru, impian yang melampaui keterbatasan manusiawi kita dan yang mengundang kita untuk menyerahkan diri tanpa takut kepada apa yang ada di depan, termasuk kematian.
Singkat kata, apakah hari tua menjadi perjalanan gelap atau terang, tidak bisa dipastikan atau diperhitungkan, tetapi hanya dapat ditemukan dari dalam kebebasan hati kita sendiri. Di situ kita dapat memilih antara keterpisahan atau kesatuan, antara keputusasaan atau harapan, antara penolakan diri atau hidup dengan suatu visi baru, antara hidup tertekan atau berdamai, antara destruktif atau kreatif. Ada orang lansia yang menentukan sendiri pilihan positif itu dengan mudah, tetapi ada juga yang bergumul dan harus dibantu. Karena itu, diperlukan generasi muda yang prihatin dan siap mendukung orang lansia dalam perjalanannya menuju terang.
(Bersambung)