Lukas 1:46-56
Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”
Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.
***
Tidak ada kebahagiaan yang lebih besar bagi seorang ibu selain ketika ia menemukan dirinya mengandung seorang anak. Hal ini jelas terlihat dari perilaku dan perasaan mereka. Mereka begitu antusias dalam menantikan kedatangan si buah hati. Di kemudian hari, mereka pun akan selalu antusias dalam membesarkan dan mendidik anak itu. Pada kesempatan ini, bertepatan dengan hari ibu yang dirayakan oleh bangsa Indonesia, saya mengucapkan selamat hari ibu bagi para ibu se-Indonesia. Terima kasih karena telah menjadi ibu kehidupan bagi segenap bangsa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “antusias” berarti “bergairah” atau “bersemangat.” Di sini kita akan melihat istilah ini sebagai “inspirasi atau semangat ilahi yang membuat seseorang bertindak atau berperilaku dengan penuh gairah dan semangat.” Kita bisa melihat hal ini ketika seseorang menceritakan pengalaman rohani atau pengalaman imannya. Ada keyakinan dan sukacita dalam dirinya yang membuat orang itu begitu bersemangat, tidak peduli apakah orang lain mendengarkan ceritanya atau malah merasa bosan.
Dalam bacaan pertama (1Sam. 1:24-28), Hana dikisahkan begitu antusias merawat Samuel, anak yang kehadirannya sudah lama ia nanti-nantikan. Ia kemudian mempersembahkan Samuel kepada Tuhan sebagai ungkapan syukur karena Tuhan berkenan memberikan buah hati kepadanya. Ini selaras dengan nazar yang diucapkan Hana dahulu kala.
Maria dalam bacaan Injil hari ini juga sungguh bersukacita atas karya luhur Tuhan. Siapakah dirinya, sehingga Tuhan mempercayakan hal yang sangat agung kepadanya? Bagi Hana dan Maria, kegembiraan dan semangat yang mereka rasakan sungguh merupakan inspirasi ilahi karena semua itu berasal dari karya Tuhan. Mereka sungguh penuh dengan Roh Kudus. Semoga kita semua juga bersedia membuka hati kita kepada Roh Kudus, sehingga kita akhirnya dimampukan untuk mengucap syukur kepada Tuhan dengan antusias atas segala karya agung-Nya, dimampukan juga untuk mewartakan karya agung itu dalam hidup kita sehari-hari.