Karya Ajaib Tuhan

Kamis, 20 Desember 2018 – Hari Biasa Khusus Adven

848

Lukas 1:26-38

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

***

Ada satu kata yang diulang-ulang dalam bacaan-bacaan suci hari ini. Kata itu adalah kata “akan.” Kata “akan” menunjuk pada sesuatu yang terjadi di masa depan. Kata ini diulang-ulang dalam bacaan pertama dan Injil hari ini kurang lebih sampai sepuluh kali.

Dalam bacaan pertama (Yes. 7:10-14), Raja Ahas berkata, “Aku tidak akan mencobai Tuhan.” Hal ini tidak berarti bahwa ia memiliki iman kepada Tuhan, sehingga tidak perlu meminta tanda dari-Nya. Yang ia maksudkan justru sebaliknya: Ahas tidak perlu lagi meminta tanda dari Tuhan karena ia tidak beriman kepada-Nya. Sang raja tidak mau bersandar kepada Tuhan. Ia tidak percaya bahwa Tuhan akan membantunya dalam kesulitan dan bahaya yang sedang dihadapi. Karena itulah Nabi Yesaya lalu mengingatkan, “Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” Tuhan akan melakukan hal itu.

Hal senada dikatakan dalam bacaan Injil. Malaikat Gabriel menjelaskan kepada Maria – dan juga kepada kita – siapa anak yang akan dilahirkan itu. “Ia akan menjadi besar dan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhurnya. Ia akan menjadi raja dan kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”

Tuhan akan melakukan banyak hal kepada kita: Ia akan mewahyukan diri-Nya kepada kita, akan membantu kita berjalan bersama-Nya, akan menyelamatkan kita dari dosa-dosa, juga akan melakukan hal-hal yang ajaib bagi kita. Kita hanya perlu percaya bahwa Tuhan akan melakukan itu semua. Akan ada sesuatu yang baik terjadi ketika Tuhan hadir bersama kita. Mari kita memohon iman untuk senantiasa percaya kepada-Nya.