Peka dan Terbuka

Kamis, 29 November 2018 – Hari Biasa Pekan XXXIV

160

Lukas 21:20-28

“Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.”

“Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan guncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”

***

Rasa-rasanya akhir-akhir ini semakin banyak terjadi bencana dalam kehidupan kita: tanah longsor, banjir bandang, gempa bumi, juga kecelakaan pesawat. Suatu bencana biasanya memunculkan macam-macam tanggapan dan reaksi dari berbagai pihak. Para dermawan segera menghimpun dan mengirim bantuan; para wartawan segera mencari informasi dan meneruskannya melalui media; para ilmuwan segera menganalisis dan membuat berbagai macam prediksi mengenai faktor-faktor penyebab. Yang tidak ketinggalan, sejumlah orang dengan segera menganggap bencana yang terjadi sebagai tanda-tanda datangnya akhir zaman. Sebagian yang lain meyakini bahwa Allah sedang murka karena manusia hidup dalam dosa dan tidak mau bertobat.

Bacaan Injil yang kita renungkan hari ini merupakan nubuat tentang kedatangan akhir zaman di mana pada saat itu Yerusalem akan diruntuhkan. Yerusalem merupakan pusat hidup religius bangsa Israel, sementara kehidupan religius merupakan dimensi hidup yang penting bagi orang Yahudi. Dengan demikian, runtuhnya Yerusalem merupakan kehancuran inti hidup bangsa Israel.

Yesus bernubuat tentang runtuhnya Yerusalem bukan untuk menimbulkan ketakutan, tetapi lebih untuk mengajak agar para pendengar-Nya berjaga-jaga menghadapi kehancuran itu. Yesus mengajak agar kehidupan religius sebagai inti kehidupan orang Yahudi sungguh-sungguh tumbuh dan berkembang di dalam hati setiap orang. Nubuat Yesus merupakan ajakan untuk membangun kehidupan religius yang sejati. Yerusalem akan hancur, tetapi Yerusalem yang baru akan hidup di dalam hati setiap orang. Yerusalem yang baru merupakan kehidupan religius yang sejati, yang tidak hanya mengikatkan diri pada aturan-aturan dan hukum agama belaka.

Selain mengajak untuk berjaga-jaga akan kedatangan akhir zaman, Yesus juga mengajak kita semua untuk semakin terbuka dalam menemukan Allah di dalam kehidupan. Allah bukan milik bangsa tertentu; Allah juga tidak hanya hadir di tempat tertentu. Semua bangsa berhak menangkap dan menerima kasih Allah, serta berhak pula untuk berjumpa dengan Allah di mana pun mereka berada.

Dengan demikian, nubuat Yesus tentang runtuhnya Yerusalem mengajak kita untuk peka pada situasi zaman. Demikian juga kita diajak untuk mampu berjumpa dengan Allah di mana pun kita berada. Kita diajak untuk peka menemukan Allah di dalam setiap pengalaman dan peristiwa; menemukan Allah di dalam setiap pribadi yang kita jumpai dalam hidup sehari-hari.