Yesus Selalu Ada di Antara Kita

Rabu, 15 Agustus 2018 – Hari Biasa Pekan XIX

303

Matius 18:15-20

“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”

***

Yesus saat itu merasa bahwa saat-saat kepergian-Nya sudah mendekat. Ia tidak akan bisa lagi secara langsung menjaga para pengikut-Nya. Karena itu, mereka harus mulai belajar hidup mandiri. Dalam rangka itulah Yesus menasihati orang-orang yang percaya kepada-Nya agar mereka satu sama lain saling menjaga, yaitu dengan tidak bersikap menang sendiri (Mat. 18:1-5), tidak menyesatkan orang lain (Mat. 18:6-11), dan kalau ada anggota jemaat yang salah jalan, orang itu sedapat mungkin diajak untuk kembali (Mat. 18:12-14). Bagaimana caranya merangkul kembali mereka yang tersesat? Langkah-langkahnya dijelaskan oleh Yesus dalam bacaan Injil yang kita dengar hari ini (Mat. 18:15-20).

Disadari bahwa dalam perjalanan waktu, jemaat pasti akan diterpa berbagai macam masalah. Bisa jadi di kalangan mereka sendiri nantinya hadir sejumlah anggota yang menjengkelkan, suka berbuat ulah, melakukan hal yang tidak semestinya, atau tindakan-tindakan lain yang mengancam persatuan jemaat. Harus diapakan orang-orang menyusahkan seperti begitu? Yesus menasihati agar jemaat peduli terhadap mereka. Janganlah mereka diusir pergi, tetapi dekatilah mereka dan persatukanlah kembali dengan jemaat. Pertimbangannya, Bapa di surga tidak mau ada satu pun anak-Nya yang hilang.

Yesus kali ini juga melontarkan tiga pernyataan yang menarik. Pertama, “Apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” Dilihat dari konteksnya, Yesus dengan ini bermaksud mendorong jemaat untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di antara mereka. Ketika ada saudara yang berdosa, jemaat dianjurkan untuk mendekatinya. Jika usaha itu berhasil, jemaat diperkenankan memberikan pengampunan kepada orang itu dan menyambut kedatangannya kembali.

Kedua, “Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga.” Pernyataan ini sering disalahpahami, seolah-olah kita lalu bisa memaksa Allah mengabulkan semua keinginan kita. Mempertimbangkan konteksnya, Yesus sebenarnya masih menyoroti usaha jemaat untuk mendekati saudara yang berdosa tadi. Diandaikan bahwa dialog kedua belah pihak berlangsung dengan baik. Orang itu menyadari kesalahannya dan bertobat. Dalam kesatuan dengan jemaat, ia pun berdoa kepada Allah, memanjatkan syukur, dan memohon pengampunan. Allah pasti memperhatikan doa itu.

Ketiga, “Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” Yang berdosa sudah bertobat, anak yang hilang telah kembali, suasana persaudaraan pun hadir di antara mereka. Meskipun nanti Yesus sudah pergi, tidak usah ragu bahwa dalam suasana seperti itu, Ia tetap ada di tengah-tengah jemaat-Nya. Doa jemaat akan disampaikan-Nya kepada Bapa, dan Bapa pasti akan memberkati mereka.