“Mengapa masih berbicara tentang api penyucian? Bukankah tahun 2006 sudah dibatalkan oleh Sri Paus?” Pertanyaan yang keliru itu muncul karena api penyucian dicampurkan dengan limbus puerorum atau “pendopo surga” bagi anak-anak yang belum dibaptis. Limbus ini tidak pernah menjadi ajaran resmi Gereja karena sekadar suatu pertimbangan teologis. Dalam suatu pernyataan Komisi Teolog Internasional Oktober 2006, “pendopo” itu dinilai tidak begitu dibutuhkan oleh umat sekarang.
Lain halnya dengan api penyucian atau purgatorium. Api penyucian adalah suatu gagasan yang berkembang dalam teologi abad pertengahan dan menjadi ajaran resmi Gereja sejak Konsili Trente. Katekismus terbaru Gereja Katolik (Ende 1995, no. 1030) menegaskan, “Siapa yang mati dalam rahmat dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan sepenuhnya, memang sudah pasti akan keselamatan abadinya, tetapi ia masih harus menjalankan suatu penyucian untuk memperoleh kekudusan yang perlu, supaya dapat masuk dalam kegembiraan surga.”
Apakah ajaran api penyucian, yang sering menimbulkan diskusi antara umat Katolik dan Protestan, berakar dalam Alkitab?
(Bersambung)