Yang Luar Biasa Berawal dari yang Biasa-Biasa Saja

Minggu, 17 Juni 2018 – Hari Minggu Biasa XI

289

Markus 4:26-34

Lalu kata Yesus: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.”

Kata-Nya lagi: “Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.”

Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.

***

Saudara-saudari yang terkasih, perenungan selama satu minggu ke depan mengajak kita untuk semakin memiliki semangat magis sebagai murid-murid Yesus. Kata “magis” sering dipakai dalam spiritualitas Ignasian untuk memotivasi orang agar selalu mengupayakan yang lebih baik dan mengejar keunggulan dalam perbuatan baik. Secara sederhana, kita diajak untuk mengupayakan hal-hal yang biasa menjadi luar biasa. Dengan iman, kita mampu melihat hal-hal yang luar biasa dari hal-hal yang biasa-biasa saja. Injil hari ini menunjukkan hal itu.

Iman digambarkan sebagai biji sesawi yang sangat kecil. Biji tersebut ditaburkan ke tanah, lalu tumbuh dan menjadi besar, bercabang, sampai akhirnya berbuah dan menjadi berkah bagi burung-burung yang bersarang di atasnya. Demikianlah, hal kecil yang tampaknya sepele menjadi sesuatu yang luar biasa. Ini semua karena iman, yakni iman akan kuasa Allah yang bisa mengubah hal-hal yang tampaknya biasa saja menjadi luar biasa (bdk. Mat. 17:20).

Saudara-saudari yang terkasih, terkadang kita mudah sekali merasa ragu ketika berhadapan dengan tembok besar yang menghalangi langkah kita. Apakah saya mampu melompatinya? Apakah saya mampu merobohkannya? Apakah saya mampu menerobosnya? Kerap kali kita meragukan kemampuan kita. Kerap kali kita menyepelekan orang atau hal-hal sederhana yang ada di sekitar. Sesungguhnya, ketika kita meragukan kemampuan kita dan orang-orang di sekitar kita, pada saat itu juga kita meragukan kuasa Tuhan. Ia berkarya di dalam diri kita dan memampukan orang-orang di sekitar kita untuk membantu kita.

Saudara-saudari yang terkasih, perumpamaan tentang biji sesawi mengajak kita untuk menyadari bahwa Allah berkarya melalui dan dalam hal-hal yang kecil, sederhana, dan biasa-biasa saja, namun akhirnya kuasa-Nya akan menjadikan segala sesuatu menjadi luar biasa. Mari kita mensyukuri serta menekuni hal-hal sederhana dalam hidup kita. Mari kita meyakini kuasa Allah yang berkarya untuk menjadikan hal-hal sederhana itu menjadi luar biasa!