Nyatakanlah Kebenaran

Sabtu, 9 Juni 2018 – Peringatan Wajib Hati Tersuci Santa Perawan Maria

228

2 Timotius 4:1-8

Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegurlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

***

Paulus menyampaikan peringatan kepada Timotius, sang pemimpin jemaat, bahwa suatu saat banyak orang hanya mau mendengarkan apa yang menyenangkan. Mereka tidak peduli apakah yang mereka dengarkan itu benar atau tidak. Yang membuat mereka senang akan mereka terima, sedangkan yang tidak membuat mereka senang akan mereka tolak. Kebenaran mereka abaikan karena tidak menyenangkan hati. Sebaliknya, omong kosong justru mereka dengarkan karena membuat mereka menjadi senang. Diri mereka menjadi ukuran, dan kesenangan menjadi panduan.

Timotius akan menghadapi situasi seperti itu. Karena itu, Paulus mengingatkan agar Timotius senantiasa siap sedia memberitakan firman Allah, bagaimanapun situasinya. Dengan firman itu, Timotius harus menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah. Jika menemukan anggota jemaat yang salah, Timotius harus menegurnya dan menasihatinya dengan sabar. Ia harus membantu anggota jemaat untuk memahami kebenaran.

Paulus menyadari bahwa menyampaikan kebenaran ada risikonya. Kalau Timotius berani menyampaikan kebenaran, ia akan mengalami penderitaan karena akan berhadapan dengan orang-orang yang menentangnya. Karena itu, Paulus mengingatkan Timotius untuk menguasai diri dalam segala hal dan menanggung penderitan dengan sabar. Yang utama baginya adalah memberitakan Injil dan membina jemaat yang menjadi tanggung jawabnya.

Timotius tidak sendirian. Paulus mengalami hal yang sama. Ia sudah mengalami penderitaan karena memberitakan kebenaran firman Allah, dan ia akan mati. Namun, kematiannya bukan kematian yang konyol. Ia seperti seorang yang menghadapi pertandingan dan akan mengakhiri pertandingan itu dengan baik. Ia akan memenangkan pertandingan itu dan memperoleh mahkota kemenangan yang dikaruniakan oleh Tuhan. Gambaran ini menjelaskan bagaimana Paulus menjalankan tugas pemberitaan Injil dengan sungguh-sungguh. Allah berkenan kepadanya dan akan mengaruniakan kemuliaan kepadanya.

Saudara-saudari sekalian, manusia mempunyai kecenderungan untuk mencari yang menyenangkan dan menghindari yang membuatnya menderita. Orang beriman harus melawan kecenderungan ini. Yang harus menjadi acuan dalam bertindak bukanlah menyenangkan atau tidak menyenangkan, melainkan benar atau tidak. Yang benar harus diikuti dan yang tidak benar harus ditolak.

Yang benar adalah yang sesuai dengan kehendak Allah. Pada gilirannya keputusan untuk memilih yang benar akan membawa kegembiraan yang jauh lebih mendalam, bukan hanya di dunia ini tetapi juga di dunia yang akan datang.