Problem Kesetiaan: Belajar dari Nabi Hosea (5)

191

Mereka menyembah dewa dan dewi antara lain dengan dua cara. Pertama, mempersembahkan kurban bakaran, biasanya berupa binatang seperti domba dan sapi (1Raj. 18:23). Namun, orang Kanaan tidak hanya mempersembahkan daging binatang atau hasil pertanian. Pada masa sulit (misalnya kekeringan yang berkepanjangan) mereka juga mempersembahkan anak-anak. Mereka menyembelih anak-anak itu, lalu membakarnya di atas mezbah yang dibuat khusus untuk keperluan tersebut.

Kedua, melakukan persetubuhan dengan para pelacur suci sebagai bentuk ibadah kepada dewa-dewi kesuburan. Orang Kanaan percaya bahwa mereka dapat mempengaruhi para dewa agar harapan mereka terpenuhi. Yang perlu mereka lakukan adalah melakukan sesuatu atas nama para dewa, maka para dewa akan melakukan hal yang sama. Percaya bahwa persetubuhan antara Baal dan Asyera dapat menghasilkan kesuburan, para penyembah pun melakukan persetubuhan. Tujuannya adalah mendorong Baal dan Asyera agar melakukan hal yang sama, sehingga dengan itu panen pun dijamin berhasil. Keyakinan inilah yang mendorong munculnya pelacuran bakti. Imam dan anggota komunitas yang laki-laki bertindak sebagai Baal, sedangkan para imam perempuan dan pelacur bakti bertindak sebagai Asyera.

(Bersambung)