Syarat Memperoleh Hidup yang Kekal

Senin, 28 Mei 2018 – Hari Biasa Pekan VIII

10686

Markus 10:17-27

Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!” Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”

***

Syarat memperoleh hidup yang kekal adalah kerelaan untuk menjual harta milik, memberikannya kepada mereka yang miskin, dan mengikuti Yesus. Dengan demikian, hidup kekal ternyata merupakan suatu proses untuk menjadi insan yang beriman. Untuk sampai ke situ, kita dituntut untuk berani meninggalkan kebiasaan yang lama, percaya kepada Yesus, dan mengikuti ajaran-Nya. Bagi sebagian orang, proses ini mungkin mudah saja. Namun, banyak orang kiranya merasa sangat sulit untuk melakukannya.

Mengapa sulit? Banyak orang – mungkin termasuk kita juga – enggan merasa kehilangan. Dalam diri kita tertanam kuat hasrat untuk memiliki. Apa yang kita miliki kita genggam erat-erat, enggan kita lepaskan. Hal itulah yang terjadi pada orang yang bertanya kepada Yesus dalam bacaan Injil hari ini. Dengan antusias, ia menanyakan tentang cara memperoleh hidup kekal. Semua hal baik telah dilakukannya, sehingga hidupnya hampir-hampir tidak bernoda sedikit pun. Sayang, ia sulit melepaskan hartanya agar langkahnya dalam mengikut Yesus menjadi bebas dan ringan.

Kehidupan di dunia ini selalu diiringi oleh dukacita, kesedihan, dan penderitaan. Hal ini berlaku untuk siapa pun tanpa kecuali. Sikap yang dibutuhkan untuk menerima kenyataan hidup seperti itu adalah bergembira dalam iman akan kebangkitan Kristus. Kebangkitan Kristus menjadikan kita ahli waris Kerajaan Allah, ahli waris kehidupan kekal. Kebangkitan Kristus meneguhkan kita dalam menjalani kehidupan ini dengan segala situasinya, termasuk membuat kita mampu bertahan dan melewati masa-masa sulit. Ingat, kita tidak berjalan sendirian menapaki kehidupan ini. Yesus selalu menyertai kita. Tujuan hidup kita mengarah ke titik yang jelas, yakni keselamatan.