Apa Kata Kitab Suci tentang Ragi (2)

1179

Ragi dalam peringatan Yesus bagi para murid-Nya

Kiasan ragi juga digunakan oleh Yesus. Kiasan ini dipakai-Nya ketika mengingatkan para murid untuk berhati-hati atau waspada terhadap orang Farisi dan Saduki. “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan Saduki” (Mat. 16:6//Mrk. 8:15//Luk. 12:1). Makna kiasannya dapat dipahami dengan baik jika kita memperhatikan konteks kisah ini. Orang Farisi dan Saduki meminta suatu tanda atau mukjizat dari Yesus untuk membuktikan diri dan otoritas-Nya sebagai seorang utusan Allah. Mereka juga mempersoalkan otoritas Yesus untuk membuat tanda atau mukjizat, dan mempertanyakan siapa yang memberikan otoritas kepada-Nya (bdk. Mat. 12:38). Dengan meminta tanda untuk membuktikan diri dan otoritas Yesus sebagai utusan Allah, orang Farisi dan Saduki menolak dan menyangkal secara radikal panggilan untuk percaya kepada-Nya.

Dalam konteks itulah Yesus memberikan peringatan kepada para murid-Nya untuk berhati-hati terhadap ragi orang Farisi dan orang Saduki. Peringatan ini awalnya dipahami secara salah oleh para murid-Nya karena mereka mengaitkannya dengan fakta bahwa mereka tidak membawa roti. Mereka mengira bahwa Yesus sedang memarahi mereka karena lupa membawa roti. Mereka juga mengira bahwa Yesus mengingatkan mereka untuk tidak membeli roti dari orang Farisi dan Saduki. Kesalahpahaman inilah yang menyebabkan mereka dicela sebagai orang yang kurang percaya.

Akan tetapi, pada akhirnya para murid memahami arti dan makna dari peringatan untuk bersikap hati-hati dan waspada terhadap ragi orang Farisi dan Saduki. Ragi yang harus dihindari adalah pengaruh buruk ajaran orang Farisi dan Saduki yang umumnya menentang atau melawan Yesus. Ragi tidak terkait dengan fakta bahwa mereka lupa membeli roti, juga tidak dikaitkan dengan larangan bagi mereka untuk membeli roti dari orang Farisi dan Saduki, tetapi berhubungan dengan pengaruh ajaran orang Farisi dan Saduki.[1] Ragi orang Farisi dan Saduki disamakan oleh Yesus dengan ajaran mereka yang salah dan menyesatkan sehingga harus diwaspadai. Di sini ajaran yang salah dan menyesatkan itu dikaitkan dengan permintaan mereka kepada Yesus untuk memperlihatkan suatu tanda dari surga dalam rangka membuktikan status dan otoritas-Nya sebagai utusan Allah. Permintaan ini dipandang sebagai sebuah contoh dari ajaran mereka yang salah dan menyesatkan.[2]

Penafsir lain mengusulkan bahwa ragi orang Farisi dan Saduki itu berhubungan dengan kedegilan hati mereka, ketidakpercayaan mereka kepada Yesus, kecenderungan jahat mereka, serta kecurangan dan kemunafikan mereka.[3]

Melalui beberapa usulan itu ingin ditunjukkan bahwa Yesus tidak memiliki makna tunggal dalam pikiran-Nya ketika mengingatkan para murid untuk berhati-hati terhadap ragi orang Farisi dan Saduki. Dengan tidak menyebut makna kiasan ragi secara spesifik, Yesus mungkin menginginkan para murid-Nya untuk memikirkan dan mempertimbangkan sendiri apa pengaruh buruk dari ajaran, sikap, dan tindakan orang-orang Farisi dan Saduki.

(Bersambung)

[1] Margaret Davies, Matthew (Sheffield Phoenix Press, 2009), 132

[2] Daniel J. Harrington, The Gospel of Matthew (Collegeville: Liturgical Press, 1991), 246.

[3] George Martin, The Gospel According to Mark: Meaning and Message (Chicago: Loyola Press, 2005), 193