1 Raja-raja 11:29-32; 12:9
Pada waktu itu, ketika Yerobeam keluar dari Yerusalem, Nabi Ahia, orang Silo itu, mendatangi dia di jalan dengan berselubungkan kain baru. Dan hanya mereka berdua ada di padang. Ahia memegang kain baru yang di badannya, lalu dikoyakkannya menjadi dua belas koyakan; dan ia berkata kepada Yerobeam: “Ambillah bagimu sepuluh koyakan, sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari tangan Salomo dan akan memberikan kepadamu sepuluh suku. Tetapi satu suku akan tetap padanya oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem, kota yang Kupilih itu dari segala suku Israel.”
Demikianlah mulanya orang Israel memberontak terhadap keluarga Daud sampai hari ini.
***
Ulasan
Karena Salomo telah berdosa dengan menyembah dewa-dewi asing, Tuhan menjatuhkan hukuman. Kerajaan sang raja akan terpecah. Sebagian suku akan memisahkan diri dan membentuk kerajaan sendiri.
Rupanya ketika Salomo memerintah, rakyat dari wilayah utara dibebani pekerjaan berat. Akibatnya, seorang pegawai Salomo yang bernama Yerobeam memimpin pemberontakan, tetapi tidak berhasil (1Raj. 11:26-28). Yerobeam bahkan terpaksa melarikan diri ke Mesir (1Raj. 11:40). Sesudah Salomo meninggal, Yerobeam kembali ke Israel. Dialah yang akan memimpin rakyat dari wilayah utara untuk memisahkan diri dari keluarga Daud. Pada saat itu, kerajaan dipimpin oleh Rehabeam, anak Salomo.
Sebelum peristiwa itu terjadi, Tuhan telah mengutus Nabi Ahia untuk menyampaikan pesan kepada Yerobeam, yakni sebelum ia melarikan diri ke Mesir. Pada waktu itu, ketika Yerobeam keluar dari Yerusalem, Ahia mendatangi dia di jalan. Pertemuan ini menjadi pertemuan rahasia karena hanya ada mereka berdua, tidak ada orang lain yang melihatnya. Ketika menemui Yerobeam, Ahia berselubungkan kain baru. Ia lalu memegang kain itu dan mengoyakkannya menjadi dua belas bagian.
Tindakan Ahia ini dapat disebut sebagai lambang kenabian. Ia menyampaikan firman Tuhan tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan lambang, sehingga makna firman itu menjadi jelas. Bangsa Israel terdiri dari dua belas suku, dan dua belas koyakan itu melambangkan kedua belas suku Israel. Yerobeam diminta untuk mengambil sepuluh koyakan, artinya Tuhan akan memberikan sepuluh suku kepadanya. Ia akan menjadi raja atas kesepuluh suku itu, dan mereka akan menjadi rakyatnya.
Pada waktu selanjutnya, kesepuluh suku itu membentuk kerajaan sendiri di wilayah utara dengan memakai nama “Kerajaan Israel.” Sementara itu, kerajaan yang ada di wilayah selatan, yang merupakan kerajaan tinggalan Salomo, memakai nama “Kerajaan Yehuda.” Semua ini terjadi sebagai konsekuensi dan hukuman atas dosa yang telah dilakukan oleh Salomo.
Pesan
Allah tidak bisa kompromi dengan dosa. Allah memang mengampuni orang berdosa, tetapi tidak memaklumi jika orang beriman berbuat dosa. Ia menghendaki manusia melakukan apa yang benar dalam pandangan-Nya, semata-mata karena ingin manusia hidup berbahagia dalam naungan kasih-Nya.