Markus 4:21-25
Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!”
Lalu Ia berkata lagi: “Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil darinya.”
***
Saudara-saudari, menjadi terang adalah panggilan setiap orang Katolik. Kita dipanggil untuk menjadi pelita bernyala yang diletakkan di atas kaki dian. Karena kita adalah pribadi-pribadi yang sudah menerima dan berjumpa dengan sang Terang, yakni Yesus, memancarkan terang yang menyinari kegelapan otomatis menjadi tugas dan kewajiban kita semua.
Dalam hal menjadi terang bagi banyak orang, Yesus adalah guru dan teladan kita. Meski sering berhadapan dengan penolakan dan situasi yang tidak mengenakkan, Ia tetap hadir, mengajar, dan melayani dalam rangka menghadirkan kebenaran. Yesus benar-benar menunjukkan bahwa diri-Nya hadir bagi banyak orang, terutama mereka yang membutuhkan keselamatan. Ia mencari dan menyelamatkan mereka. Yesus tidak pernah bersikap setengah-setengah, ragu-ragu, atau pilih-pilih dalam menyalakan terang dan menunjukkan jalan yang benar.
Bagaimana kita yang sudah diterangi Yesus dapat menghadirkan terang dalam kehidupan harian kita? Caranya adalah dengan bersedia menerima sesama dengan kelebihan dan kekurangan mereka, bersedia pula melibatkan berbagai pihak dalam pelayanan yang kita lakukan. Ini karena rahmat Allah bekerja pada setiap anggota Gereja. Terang, kebaikan, dan kasih sekecil dan sesederhana apa pun akan menjadi berkat jika dibagikan dengan ikhlas dan penuh sukacita.
Menjadi terang berarti menjadi orang Katolik yang bijaksana dalam berpikir, berbuat, dan berkata-kata. Hendaknya kita bisa membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar, sehingga kita menjadi berkat dan teman yang baik bagi sesama kita dalam menjalani kehidupan ini.