Tuhan Menyapa

Senin, 13 Januari 2025 – Hari Biasa Pekan I

43

Markus 1:14-20

Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.

***

Kehadiran Yesus ke dunia menyatakan bentuk komunikasi Allah dengan manusia. Ia berkomunikasi dengan kita tidak lagi melalui mediator, tetapi melalui diri-Nya sendiri. Yesus, Putra-Nya, berbicara langsung kepada kita, umat-Nya.

Tampak dalam bacaan Injil hari ini, Yesus dikisahkan berkeliling mencari murid. Ia mengajak orang-orang tertentu menjadi murid-Nya, dan berbicara secara langsung kepada mereka. Cara yang ditempuh Yesus ini mewartakan kepedulian Allah kepada manusia. Allah datang, melihat, berinteraksi, dan memberi berkat secara nyata. Sikap yang seharusnya kita tunjukkan adalah bersedia menerima dan mendengarkan Allah seperti yang ditunjukkan oleh Simon, Andreas, Yakobus, dan Yohanes. Mereka membuka mata dan hati, sehingga ketika Yesus memanggil, mereka bersedia berjalan bersama-Nya.

Dalam berkarya, Yesus tidak pandang bulu. Ia mencari sebanyak mungkin orang yang mau diselamatkan. Yesus hadir bagi segala bangsa. Kesediaan hati pribadi-pribadi untuk menerima Yesus ditunjukkan melalui pertobatan. Kesadaran untuk bertobat memang perlu kita tanamkan setiap hari. Hati dan akal budi kita harus berubah seturut kehendak Allah. Menyelaraskan hidup dengan rancangan Allah merupakan perjuangan kita setiap waktu. Namun, selalu ada celah di mana kita tergoda untuk melakukan penyimpangan dan kejahatan. Di sinilah pentingnya pertobatan yang mengajak kita untuk selalu wawas diri dan mengoreksi hidup kita dengan rendah hati.

Hari ini kita diajak untuk melihat hati kita dalam menerima Tuhan yang setiap saat menyapa kita. Suara Tuhan bisa lirih atau keras, tergantung pada kesiapsediaan kita. Patut dicermati bahwa suara Tuhan tertuju kepada kita masing-masing. Ini berarti Tuhan memperhatikan pribadi demi pribadi dengan kasih-Nya. Dia tahu perjalanan hidup kita; Dia ingin menyertai kita selalu. Semoga dari pihak kita ada keterbukaan hati dan kesediaan untuk mendengar, melihat, dan menerima kehadiran Tuhan, sehingga, seperti para rasul, kita pun mengikuti Dia di jalan kebenaran.