Matius 17:10-13
Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?” Jawab Yesus: “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.
***
Bacaan Injil hari ini merupakan bagian akhir dari perikop Yesus dimuliakan di atas gunung (Mat. 17:1-13). Di sebuah gunung yang tinggi, Yesus dimuliakan oleh Allah Bapa. Pada saat itu, Musa dan Elia hadir pula di situ. Kehadiran kedua tokoh tersebut memberikan nuansa kemegahan, kemenangan, kepahlawanan, dan keagungan pada peristiwa ini.
Musa membawa umat Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Ia mengantar bangsanya masuk di Tanah Perjanjian sebagai bangsa yang merdeka. Sementara itu, Elia adalah nabi agung yang dikenang umat Israel karena segala mukjizat yang dilakukannya. Di akhir hidupnya, Elia tidak mengalami kematian, tetapi naik ke surga dalam angin badai. Yesus adalah Musa baru yang menyelamatkan manusia dari perbudakan dosa, serta membuat kita menjadi anak-anak yang merdeka. Demikian juga Yesus adalah Elia baru yang menampakkan tanda-tanda kebesaran sang nabi, serta naik ke surga seperti dia.
Akan tetapi, dalam diri Yesus ada satu yang khas, yang tidak ada pada dua tokoh tersebut. Yesus adalah sekaligus Anak Domba Allah. Untuk itu, Dia mesti menderita, mati disalib, dan bangkit. Dimensi ini sulit dipahami oleh banyak orang. Murid-murid-Nya yang terdekat pun, yakni Petrus, Yakobus, dan Yohanes, gagal paham.
Pada tahun 2025 nanti, Gereja universal akan merayakan Tahun Yubileum yang bertema Peziarah Pengharapan. Maskotnya secara resmi sudah diperkenalkan kepada kita, yakni Luce dan kawan-kawan. Luce artinya “terang”. Secara khusus, hal ini kelihatan pada pantulan cahaya dalam binar matanya yang merupakan penampakan terang Tuhan dalam langkah penziarahan manusia. Terang merupakan simbol pengharapan. Luce digambarkan mengenakan mantol nelayan sebagai lambang seorang yang siap melewati segala gelombang yang menerpa. Ia memakai sepatu bot berlumpur sebagai simbol kerendahan hati dalam menapaki perjalanan ziarah.
Paus Fransiskus memilih tema Peziarah Pengharapan karena ingin mendorong umat Katolik untuk melihat kehidupan mereka sebagai perjalanan spiritual menuju Kristus. Paus juga menekankan agar umat katolik memiliki pandangan positif dan keyakinan akan masa depan yang lebih baik, untuk menghadapi berbagai tantangan, baik pribadi maupun sosial dan Gereja.
Hari ini kita juga merayakan St. Yohanes dari Salib, imam dan pujangga Gereja. Ia dikenal sebagai guru teologi mistik lewat karya-karyanya. Dalam Madah Rohani, ia menulis, “Oh jiwa, sadarilah bahwa engkau tidak bisa sampai pada kedalaman kekayaan dan kebijaksanaan Allah, jika tidak masuk dalam aneka penderitaan dan menyatukannya dengan kehendak-Nya!” Kelak kita akan dibawa dalam kemah kemuliaan Yesus, Musa, dan Elia. Akan tetapi, untuk sampai ke situ, kita mesti melewati jalan sempit yang diwarnai oleh aneka penderitaan, dan menyatukannya dengan kehendak Tuhan.