Kata Esau kepada ayahnya, “Hanya berkat yang satu itukah ada padamu, Ayah? Berkatilah aku ini juga, Ayah!” Esau pun menangis dengan suara keras. Jawab Ishak, ayahnya, “Sesungguhnya tempat kediamanmu akan jauh dari tanah gemuk di bumi dan jauh dari embun yang dari langit di atas. Engkau akan hidup dari pedangmu dan engkau akan menjadi hamba adikmu. Namun, akan terjadi kelak, apabila engkau berjuang keras engkau akan melemparkan kuk itu dari tengkukmu” (Kej. 27:38-40).
***
Bila tanah gemuk yang dapat diwariskan seorang ayah kepada anaknya hanya satu, anak lain, seperti Esau, harus mencari nafkah jauh dari tanah yang subur itu.
Di tanah air kita, ladang yang subur semakin sempit karena membiaknya permukiman, meluasnya industri, fasilitas umum, dan agrobisnis, serta terjadinya musibah kekeringan. Mereka yang tersisih dari tanah bisa berjuang dan mungkin sukses di bidang lain, tetapi banyak juga yang harus hidup serabutan dan melarat. Ishak memberi peringatan bahwa perjuangan mereka ini, jangan-jangan dengan kekerasan, dapat menjungkirbalikkan segalanya.
***
Marilah berdoa:
Terpujilah Engkau, Tuhan, karena berkat-Mu beraneka bentuk dan bukan hanya satu. Di bumi yang satu ini, jumlah manusia yang membutuhkan nafkah sudah sangat banyak. Akan tetapi, ada orang yang cepat dan kuat, yang mau mengambil segalanya.
Tuhan, jangan izinkan ada yang melarat, lalu tergoda mengangkat senjata. Tolonglah kami untuk menciptakan peluang bagi semua yang membutuhkan rezeki secukupnya setiap hari. Amin.