Tergerak oleh Belas Kasihan

Rabu, 4 Desember 2024 – Hari Biasa Pekan I Adven

54

Matius 15:29-37

Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel.

Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.” Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: “Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?” Kata Yesus kepada mereka: “Berapa roti ada padamu?” “Tujuh,” jawab mereka, “dan ada lagi beberapa ikan kecil.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh.

***

Ketika menjadi pastor paroki di Tilburg, Belanda (1832), belas kasihan Allah menggerakkan hati Joannes Zwijsen, pendiri tarekat religius CMM (Congregatio Fratrum Beatae Maria Virginis) dan SCMM (Congregatio Sororum Caritatis a Nostra Domina Matre Misericordiae), bahkan seluruh dirinya, untuk membantu umat yang bekerja pada industri tekstil dan buruh harian. Ia mencari jalan dan sarana untuk meringankan penderitaan umat, serta mendirikan sekolah untuk pendidikan dan kesejahteraan anak-anak miskin. Karya belas kasihan yang awalnya sederhana itu kini telah berkembang menjadi Kongregasi Frater dan Suster Cinta Kasih dari Maria Bunda yang Berbelas Kasih, yang saat ini berkarya di banyak tempat. Karya belas kasihan Joannes Zwijsen tersebut menginspirasi kita merenungkan sabda Tuhan hari ini.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang belas kasihan Tuhan. Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan, sehingga Ia mengerjakan dua mukjizat sekaligus, yakni menyembuhkan orang sakit dan menggandakan roti. Belas kasihan mendorong-Nya untuk menyembuhkan orang-orang sakit dan memberi makan kepada orang-orang lapar. Dengan mengerjakan dua mukjizat ini, Yesus memenuhi kebutuhan dasar manusia, baik jasmani maupun rohani. Dua mukjizat ini merupakan tanda hadirnya Kerajaan Allah hadir di dunia. Mukjizat pergandaan roti dapat dimaknai juga sebagai perjamuan Ekaristi, yang menginspirasi kita untuk hidup berbagi dengan orang lain, terutama saudara-saudari yang membutuhkan pertolongan. Ingatlah akan janda di Sarfat (1Raj. 17:7-24), yang semakin berbagi, semakin berlimpah berkat Allah.

Melayani orang sakit, serta membantu orang lapar dan miskin merupakan pekerjaan yang tidak pernah selesai, sebab selalu ada orang sakit dan lapar di dunia, bahkan semakin banyak jumlahnya. Kita selalu berjumpa dengan sesama kita yang sakit dan lapar sepanjang ziarah hidup kita. Karena itu, sebagai murid-murid Tuhan, kita diajak untuk memberi perhatian dan peduli kepada sesama, terutama yang sakit, lapar, dan miskin. Mari kita melayani mereka dengan penuh cinta dan belas kasihan. Barangsiapa melayani orang sakit dan lapar, ia melayani Tuhan sendiri.