Pujian Yesus kepada Seorang Ahli Taurat

Minggu, 3 November 2024 – Hari Minggu Biasa XXXI

67

Markus 12:28b-34

Lalu seorang ahli Taurat datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?” Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama daripada kedua hukum ini.” Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama daripada semua kurban bakaran dan kurban sembelihan.” Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

***

Seorang ahli Taurat mengajukan pertanyaan kepada Yesus tentang perintah yang paling utama. Yesus menjawabnya dengan berkata bahwa perintah yang terutama ialah: Pertama, mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan, dan kedua, mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Perintah yang pertama dan yang kedua ini saling terkait.

Ahli Taurat itu terkesan dan mengakui bahwa jawaban Yesus itu sungguh-sungguh benar dan bijak. Allah memang esa dan tidak ada yang lain kecuali Dia. Pengakuan ini menunjukkan bahwa tidak ada motivasi buruk dalam tindakannya mengajukan pertanyaan kepada Yesus. Itulah sebabnya, ia kemudian menegaskan kembali dengan sedikit variasi apa yang telah dikatakan Yesus. Baginya, mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri jauh lebih utama daripada semua kurban bakaran dan kurban lainnya.

Yesus pada gilirannya memuji pemahaman ahli Taurat itu dengan berkata, “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Meski belum diidentifikasi sebagai bagian dari Kerajaan Allah atau masuk ke dalam Kerajaan Allah, orang itu telah dekat dan bergerak ke arah yang benar. Dia hanya perlu melintasi garis batas imannya untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah, sebab menerima ajaran Yesus tentang perintah yang paling utama saja tidak cukup untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Menerima pewartaan Yesus tentang Kerajaan Allah pada akhirnya harus menerima Yesus sendiri sebagai Mesias dan Anak Allah, serta mengikuti Dia sebagai murid-Nya untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah. Namun, kita tidak tahu apa yang akhirnya terjadi padanya karena kisah ini dibiarkan terbuka oleh penginjil Markus. 

Melalui jawaban-Nya kepada ahli Taurat itu, Yesus meminta dua hal dari diri kita hari ini, yakni agar kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti diri kita sendiri. Kedengarannya sederhana, bukan? Namun, sering kali kita merasa lebih mudah mengasihi dan menerima orang lain apa adanya daripada diri kita sendiri. Banyak dari kita yang masih berjuang untuk menerima dan mengasihi diri sendiri apa adanya. Karena itu, kepada kita dinasihatkan agar menerima dan mengasihi diri kita apa adanya dengan tidak selalu mengkritik diri kita sendiri.