Ketika hamba-hamba Ishak menggali di lembah itu, mereka menemukan di situ mata air yang masih hidup. Para gembala Gerar lalu bertengkar dengan para gembala Ishak. Kata mereka, “Air ini milik kami.” Ishak menamai sumur itu Esek karena mereka bertengkar dengan dia … Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain, tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot, dan ia berkata, “Sekarang TUHAN telah memberikan keleluasaan kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini” (Kej. 26:19-22).
***
Dari dulu sampai sekarang, sumber-sumber air rentan menjadi sumber konflik. Di mana ada pertengkaran dan penolakan untuk ikut menikmati air yang tersedia, seperti pernah dialami keluarga Ishak, kehidupan keluarga dan usaha dipersempit. Namun, di mana sumber daya air dibagi secara adil dan damai, keluarga-keluarga serta kegiatan dan lingkungan mereka mengalami keleluasaan (rehobot) untuk berkembang dan menjadi damai sejahtera.
***
Marilah berdoa:
Terpujilah Engkau, Tuhan, karena hujan, mata air, sungai, danau, dan sumur yang Kausediakan di seluruh permukaan bumi, meski tidak merata. Jadikanlah kami bermurah hati dalam berbagi air bersih, tanpa bertengkar dan berperang karenanya, agar semua dapat hidup dengan leluasa. Amin.