Arti Kewaspadaan

Selasa, 22 Oktober 2024 – Hari Biasa Pekan XXIX

73

Lukas 12:35-38

“Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala. Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka.”

***

Di beberapa pusat perbelanjaan, restoran, atau toko, kita sering menemukan ada resepsionis yang siaga. Ia berdiri dan mengamati sekelilingnya. Apabila ada pelanggan yang membutuhkan bantuan, resepsionis itu akan segera menghampirinya dan menawarkan bantuan, “Ada yang bisa saya bantu?” Sayangnya, ada juga resepsionis yang cenderung cuek dan membiarkan pelanggannya. Ia baru bertindak apabila pelanggannya meminta bantuan.

Yesus menyebutkan bahwa kewaspadaan adalah salah satu sikap yang harus dimiliki oleh seorang pelayan. Ia menggambarkan sikap waspada sebagai pinggang yang terikat dan pelita yang bernyala. Hal ini berarti, bagi Yesus, waspada berarti siap sedia dan selalu dalam mode bekerja.

Kembali ke soal resepsionis. Seorang resepsionis yang waspada adalah sosok yang terlatih bekerja dengan tekun dan penuh tanggung jawab. Pekerjaannya membuat resepsionis itu pandai membaca gerak-gerik pelanggan dan punya timing yang tepat untuk menawarkan bantuan.

Sejalan dengan itu, seorang pelayan Tuhan yang waspada adalah dia yang telah terbiasa melayani dengan tulus dan penuh tanggung jawab. Ia peka akan kebutuhan orang lain dan mudah tergerak untuk membantu. Ia juga pandai membaca perubahan di lingkungan sekitar dan mampu mengantisipasinya. Semoga kita menjadi pelayan-pelayan Tuhan yang waspada. Tuhan memberkati kita.