Bersyukur karena Menjalankan Tugas Pengutusan dengan Baik

Sabtu, 5 Oktober 2024 – Hari Biasa Pekan XXVI

56

Lukas 10:17-24

Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: “Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di surga.”

Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.”

Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”

***

Kesuksesan didambakan oleh semua orang, dan bila hal itu berhasil dicapai tentu saja orang akan bersukacita karenanya. Apa yang terjadi sesudah itu menarik untuk diperhatikan. Sejumlah orang justru menjadi sombong setelah sukses. Merasa diri memiliki segalanya, mereka mulai merendahkan orang lain dan melupakan Tuhan. Yang diharapkan tentu tidak seperti itu. Kesuksesan hendaknya membuat kita bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan. Kita dikasihi Tuhan dengan luar biasa. Keberhasilan kita tidak lain karena anugerah-Nya. Tanpa Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apa.

Bacaan Injil hari ini berkisah tentang kembalinya ketujuh puluh murid Yesus yang telah sukses menjalankan tugas pengutusan mereka. Dengan penuh sukacita, para murid berkata kepada Yesus bahwa setan-setan takluk kepada mereka demi nama-Nya. Meski dalam pengutusan itu, mereka seperti anak domba di tengah-tengah serigala, dan bahkan tidak membawa bekal apa pun, mereka berhasil menjalankannya dengan baik dan bisa kembali dengan selamat. Orang-orang sakit mereka pulihkan, banyak mukjizat mereka kerjakan, dan setan-setan mereka usir demi nama Yesus.

Menanggapi laporan yang penuh sukacita itu, Yesus berkata, “Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu.” Yesus menegaskan bahwa Dialah yang memberi mereka kuasa. Dengan kata lain, para murid bisa menyembuhkan orang sakit, mengadakan mukjizat, dan mengusir setan bukan karena kemampuan dan kehebatan mereka sendiri, melainkan karena kuasa dari Yesus. Tanpa Yesus, mereka tidak akan mampu membuat satu mukjizat pun. Karena itu, Yesus mengajak mereka untuk bersyukur bukan karena telah meraih kesuksesan, melainkan karena telah menjalankan tugas pengutusan dengan baik. Tuhan berkenan kepada mereka karenanya, sehingga akan “mendaftar” nama mereka di surga. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita bersyukur kepada Tuhan dengan alasan yang tepat? Sudahkah kita memberi “kredit” kepada Tuhan atas segala keberhasilan yang kita raih dalam hidup kita?