Ketika TUHAN mencium aroma yang menyenangkan itu, berkatalah TUHAN dalam hati-Nya, “Aku tidak akan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun kecenderungan hatinya jahat sejak kecil, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, tidak akan berhenti musim menabur dan menuai, musim dingin dan panas, musim kemarau dan hujan, siang dan malam” (Kej. 8:21-22).
***
Setelah Tuhan menyelamatkan Nuh bersama semua jenis makhluk hidup, Ia menegaskan bahwa kisah-kisah air bah yang diceritakan di seluruh dunia sesungguhnya bukanlah cerita yang tepat untuk diri-Nya. Tuhan adalah Allah Pencipta, bukan ilah pemusnah.
Kecenderungan hati manusia yang sejak awal jahat tidak akan berubah, tetapi tidak lagi menjadi alasan bagi Tuhan untuk mengutuk bumi dan membinasakan segala yang hidup. Sebaliknya, Ia tetap menopang bumi yang berkelanjutan dengan irama musim-musimnya, juga di mana manusia mengganggunya.
***
Marilah berdoa:
Terpujilah Engkau, Tuhan, karena di tengah krisis bumi saat ini Engkau bertekad mempertahankan segala yang hidup. Engkaulah dasar pengharapan dan perjuangan kami. Lindungi kami terhadap kecenderungan hati kami yang jahat. Janganlah keserakahan kami memusnahkan apa yang ingin Kaulestarikan. Amin.