SAMARINDA, LBI – Pada bulan Agustus 2023, para delegatus Kitab Suci (delkit) Regio Kalimantan berkumpul bersama di daerah Bandung. Salah satu hasil dari pertemuan itu adalah rencana kegiatan bersama di tiap provinsi gerejawi di Regio Kalimantan. Untuk Provinsi Gerejawi Samarinda, kegiatan bersama empat keuskupan direncanakan diselenggarakan tahun 2024, sedangkan untuk Provinsi Gerejawi Pontianak, kegiatan serupa akan diadakan tahun 2025.
Berdasarkan kesepakatan itulah, sejak bulan Maret 2024, perencanaan kegiatan mulai dilakukan. Telah diputuskan dalam pertemuan tahun 2023 bahwa kegiatan seminar Kitab Suci akan diadakan di Keuskupan Agung Samarinda. Keuskupan Agung Samarinda dipilih menjadi tempat kegiatan karena dianggap sebagai pusat dan jarak ke ketiga keuskupan lain, yaitu Keuskupan Banjarmasin, Palangka Raya, dan Tanjung Selor, cukup dekat sehingga bisa sedikit menghemat biaya transportasi. Dua kota yang dipikirkan bisa menjadi tempat kegiatan adalah Balikpapan dan Samarinda.
Berdasarkan pengalaman kegiatan serupa pada tahun 2018, para delkit di Provinsi Gerejawi Samarinda bersepakat untuk bekerja sama dengan kelompok kategorial yang ada di Samarinda. Kami bekerja sama dengan kelompok Catholic Family Ministry (CFM) Samarinda. Bersama mereka, kami memutuskan Samarinda sebagai tempat pelaksanaan kegiatan. Kemudian kami, diwakili delkit Samarinda Rm. Nevi SVD dan beberapa pengurus CFM, menghadap Mgr. Yustinus Harjasusanto MSF, uskup agung Samarinda, untuk memohon izin, sekaligus meminta beliau untuk memimpin misa pembuka kegiatan seminar Kitab Suci yang telah direncanakan.
Kegiatan seminar Kitab Suci dengan tema: “Mengenal, Mencintai, dan Mewartakan Sabda-Nya” akhirnya berhasil kami gelar dari tanggal 19 hingga 21 Juli 2024. Seminar ini diadakan di aula Keuskupan Agung Samarinda. Pesertanya berasal dari empat keuskupan, yaitu Banjarmasin, Palangka Raya, Tanjung Selor, dan Samarinda. Mengingat biaya transportasi yang tidak sedikit, diputuskan bahwa Keuskupan Agung Samarinda sebagai tuan rumah bisa mengirim lebih dari 10 peserta, sedangkan ketiga keuskupan lainnya dibatasi paling banyak hanya 10 peserta. Jumlah peserta yang hadir kurang lebih ada 140 orang. Peserta dari Keuskupan Banjarmasin dan Keuskupan Palangka Raya menempuh perjalanan darat, sedangkan peserta dari Keuskupan Tanjung Selor menggunakan transportasi darat, laut, dan udara.
Kegiatan seminar ini diawali dengan misa pembuka yang dipimpin oleh Mgr. Yustinus Harjasusanto MSF, uskup agung Samarinda, yang berkonselebrasi dengan semua delkit yang hadir. Dalam homilinya, Bapa Uskup berpesan agar kegiatan seminar ini sungguh dapat meningkatkan pengetahuan, kecintaan, dan kemauan umat untuk membaca Kitab Suci. Beliau berharap kegiatan ini bisa dilakukan lebih sering lagi.
Dalam seminar ini ada empat pemateri, yaitu Rm. Cristologus Dhogo SVD dari LBI, Rm. Bambang Doso Pr, Rm. Yulius Katu SVD, dan Rm. Andriatmoko OMI. Ketiga pemateri yang disebut terakhir adalah para delkit yang ada Provinsi Gerejawi Samarinda. Materi-materi yang diberikan berkaitan dengan pemberian motivasi agar umat mencintai dan membaca Kitab Suci, pengenalan dan pengetahuan Kitab Suci, pembekalan untuk bisa menjadi pewarta dan pemandu pendalaman Kitab Suci di paroki, serta tentang bagaimana menyiapkan renungan. Meskipun kegiatannya begitu padat dan materi yang diberikan juga cukup berat, semangat para peserta tetap tinggi. Banyak pertanyaan diajukan dan mereka seperti tidak ingin kegiatan ini segera berakhir. Di sela-sela waktu istirahat atau makan, masih banyak peserta yang mendekati para pemateri untuk menanyakan banyak hal seputar Kitab Suci.
Selain mendapatkan masukan-masukan dari para pemateri, para peserta juga diminta untuk belajar mempersiapkan renungan. Beberapa kelompok diberi kesempatan untuk menyampaikan renungan. Sebelum kegiatan seminar ini berakhir, setiap keuskupan diminta untuk berkumpul sendiri-sendiri guna membuat rencana tindak lanjut. Harapannya, buah dari seminar ini bisa ditularkan di keuskupan masing-masing, sehingga semakin menggerakkan umat untuk membaca dan mencintai Kitab Suci. Kegiatan ditutup dengan misa penutup yang dipimpin oleh Rm. Bambang Doso Pr sebagai koordinator atau penghubung Regio Kalimantan. Dalam homilinya, Rm. Doso meminta agar di tiap-tiap keuskupan dimulai gerakan untuk membaca Kitab Suci secara paripurna.
Kegiatan seminar ini bisa berlangsung dengan lancar karena kerja sama yang baik dari berbagai pihak. Kelompok Catholic Family Ministry yang menjadi panitia pelaksana sungguh bekerja dengan baik dan bisa menyemarakkan seminar ini dengan puji-pujian yang indah. Selama kegiatan berlangsung, panitia bahkan menyediakan pelayanan kesehatan bagi para peserta yang memerlukan pertolongan.
Dari evaluasi yang diadakan, para peserta melihat bahwa kegiatan ini sangat positif dan membantu mereka mengenal Kitab Suci. Banyak hal tentang Kitab Suci yang selama ini belum mereka ketahui dijelaskan dengan baik. Mereka menjadi semakin bersemangat untuk membaca Kitab Suci. Diharapkan kegiatan ini ada tindak lanjutnya dan jangan hanya sekali saja. Harapannya, kegiatan semacam ini bisa dilakukan lebih sering lagi. Para peserta dari keempat keuskupan kemudian membuat grup Whatsapp sebagai sarana komunikasi dan agar bisa saling memberikan peneguhan dalam penziarahan untuk mengenal dan membaca Kitab Suci. Terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama, membantu, dan terlibat dalam kegiatan ini. Terima kasih kepada Lembaga Biblika Indonesia.***(Reportase: Rm. Antonius Bambang Doso Susanto Pr)