Matius 16:24-28
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya.”
***
Nyawa adalah unsur paling berharga dalam hidup. Tanpa nyawa, hidup kita berakhir. Tidak heran, banyak cara dilakukan agar nyawa bertahan dalam tubuh manusia. Alat medis tertentu dipasang pada pasien-pasien yang membutuhkannya demi memperpanjang nyawa mereka. Banyak orang rela bekerja tak kenal waktu demi sesuap nasi agar nyawa mereka terpelihara. Memelihara nyawa merupakan tanda keseriusan kita menerima anugerah kehidupan dari Tuhan. Jika demikian, mengapa Yesus hari ini mengajak kita untuk merelakan nyawa demi Dia?
Persoalannya, sering kali kita memelihara nyawa dari aspek jasmani belaka. Kita melupakan nyawa rohani yang terkandung pula dalam tubuh kita. Perawatan nyawa rohani kerap diabaikan, sementara kita mati-matian mempertahankan nyawa jasmani agar bisa tetap hidup. Dalam persepsi kita, yang paling penting adalah tubuh yang sehat, sehingga yang lain pun jadi dilupakan.
Bukan berarti Yesus menginginkan kita mati, Ia sebenarnya mengajak kita untuk lebih tulus dalam berkorban demi Tuhan. Meski tenaga terkuras, pikiran tersita, dan waktu kita habis untuk hidup menggereja, jika nyawa rohani kita kuat, tubuh kita pasti akan tetap prima. Orang akan ringan tangan demi Gereja dan kesejahteraan bersama. Ingat, sebetulnya Gereja tidak memberikan upah jasmani. Gereja selalu menuntut pemberian diri yang nyata, sebagaimana tampak dalam pelayanan yang dilakukan oleh banyak aktivitis, relawan, dan donatur.
Hari ini, Yesus mengajak kita agar semakin berani mempersembahkan diri secara jasmani dan rohani kepada Tuhan. Nyawa rohani kita harus dibersihkan dahulu dari segala kecenderungan dosa. Kita sadari kedekatan kita dengan Tuhan, misalnya melalui doa, pertobatan, keheningan, dan Ekaristi. Jika bangunan rohani kita kuat, totalitas dalam melakukan kegiatan berbagi berkat akan terwujud. Jangan pernah lelah untuk mempersembahkan diri kepada Tuhan melalui aktivitas hidup sehari-hari. Mungkin untuk itu kita harus mengorbankan tenaga, waktu, dan materi, tetapi yang penting iman kita akan mengalami perkembangan yang berguna bagi keselamatan kekal.