Seni Melihat dan Mendengarkan

Jumat, 26 Juli 2024 – Peringatan Wajib Santo Yoakim dan Santa Anna

92

Matius 13:16-17

“Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”

***

Mata dan telinga adalah dua indra yang sangat penting bagi manusia. Sebagai indra penglihatan, mata memungkinkan manusia melihat keindahan. Sebagai indra pendengaran, telinga memampukan manusia mendengarkan kemerduan bunyi. Namun, mata sering kali tidak dipakai untuk sungguh-sungguh melihat, begitu pun telinga sering kali kurang dimanfaatkan untuk benar-benar mendengarkan. Kita semua perlu memiliki seni melihat dan mendengar, yang akan memungkinkan kita melihat dengan kekaguman dan mendengarkan dengan kerendahan hati. Seni melihat dan mendengar yang baik akan membuat kita mengalami sukacita.

Yesus memuji orang-orang yang mampu melihat Dia dan pekerjaan-pekerjaan-Nya. Mereka yang mampu mendengarkan ajaran-ajaran-Nya disebut-Nya sebagai orang-orang yang berbahagia. Banyak nabi dan orang benar pada zaman sebelumnya ingin melihat apa yang dilihat orang pada zaman Yesus, tetapi tidak dapat. Mereka juga tidak punya kesempatan untuk mendengarkan ajaran-ajaran Yesus. Yesus adalah sumber kebahagiaan!

Para murid adalah orang-orang yang seharusnya paling berbahagia karena mereka selalu ada bersama Yesus. Namun, hal itu baru akan sungguh terwujud kalau mereka mampu melihat dan mendengarkan Dia. Melihat dan mendengarkan berarti menerima, mengalami, merasakan, mengerti, dan mengenal secara dekat siapa Yesus sebenarnya. Penglihatan yang dalam dan pendengaran yang saksama akan membuat para murid mengenal dan mengalami Yesus secara lebih dekat.

St. Agustinus pernah mengatakan, “Engkau telah menciptakan kami bagi diri-Mu, ya Allahku, dan hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau.” Tidak ada saat yang lebih menyenangkan dan menenangkan daripada saat bersama Tuhan. Kedekatan dengan Tuhan, yang dibarengi oleh kemampuan untuk melihat, mendengarkan, dan merasakan kehadiran-Nya, merupakan kesempatan yang paling membahagiakan.

Saat ini, kita banyak menghabiskan waktu dengan media sosial, sehingga kepekaan kita akan kehadiran Tuhan menjadi tumpul. Orang lebih tahan lama bersama dengan gawainya daripada duduk diam untuk berdoa. Mari kita sadari bahwa kebahagiaan sejati akan kita alami hanya jika kita tinggal bersama Tuhan dalam keheningan batin. Keheningan ini akan membuat kita memiliki ketajaman penglihatan dan pendengaran, juga ketajaman rasa akan kehadiran Yang Ilahi.