Matius 10:34 – 11:1
“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada Aku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih daripada Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya darinya.”
Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.
***
“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.”
Hidup kita penuh dinamika. Salah satu dinamika yang akan selalu kita temukan adalah perjuangan dan jerih payah. Saat kita sekolah, butuh 12 tahun untuk bisa lulus SMA, bahkan lebih apabila ingin lulus sarjana. Saat bekerja, kita butuh waktu pula untuk bisa naik jabatan.
Segala sesuatu butuh proses, tetapi manusia justru sering bermimpi sebaliknya. Manusia ingin sesuatu yang mudah, cepat, dan instan. Ketika dihadapkan pada tantangan, manusia banyak mengeluh dan meratap, mengharapkan kemudahan dan keajaiban. Sayangnya, hukum kehidupan tidak demikian. Hukum perkembangan membutuhkan proses dan perjuangan. Roh Tuhan justru bekerja dalam proses, perjuangan dan jerih payah. Tuhan sungguh hadir dan berjerih payah bersama kita. Tuhan kita bukanlah Tuhan yang instan.