Matius 10:1-7
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat.”
***
Setelah kemarin Yesus berbicara tentang pekerja-pekerja untuk tuaian yang banyak, hari ini ia memanggil dua belas murid yang dipilih-Nya. Kepada kedua belas orang ini, Yesus memberikan kuasa, pesan, dan tugas pengutusan.
Kuasa diberikan Yesus agar murid-murid memiliki senjata untuk melawan kuasa lain, yaitu kuasa kejahatan yang akan mencoba menghalangi langkah mereka dalam menuntaskan misi yang mereka emban. Seperti Yesus, sang Guru, para murid diberi kuasa untuk mampu mengusir roh-roh jahat, serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Ini penting karena kuasa jahat sering kali masuk dalam diri manusia, menindas dan memenjarakan manusia dengan penyakit dan kelemahan mereka. Dengan dibebaskan dari belenggu ketidakberdayaan, manusia akan dapat bangkit kembali dan memberitakan Kabar Baik yang telah dialaminya kepada sesama.
Ada dua belas rasul yang dipilih Yesus. Menariknya, latar belakang mereka beragam, bahkan ada yang kurang terhormat dan rasa-rasanya mengkhawatirkan. Misalnya, ada seorang pemungut cukai. Profesi ini dipandang tercela pada zaman itu. Pemungut cukai dibenci karena memeras rakyat dan sering berlaku tidak jujur demi kepentingan sendiri. Lalu, ada juga Yudas Iskariot, seorang yang pastinya dari awal sudah dikenali Yesus sebagai orang yang akan mengkhianati-Nya.
Apa sebenarnya yang ingin diajarkan Yesus melalui pemilihan kedua belas murid ini? Yesus ingin mengajarkan bahwa semua orang bisa dan pantas menjadi murid-Nya. Yesus dapat melihat kualitas diri masing-masing orang yang mungkin tidak dapat terbaca oleh mata manusia pada umumnya. Kehadiran Yudas Iskariot tidak ditolak-Nya sebagai wujud penyerahan diri-Nya yang total kepada kehendak Bapa. Yesus tidak menolak pendosa dan tidak takut akan ancaman.
Seperti itu pulalah yang diinginkan-Nya dari kita semua. Kita diajak untuk belajar menyerahkan diri dan hidup sesuai dengan kehendak Bapa. Yesus juga ingin menyadarkan kita semua bahwa kita hanya perlu menjawab “ya” pada panggilan-Nya dan mengikut Dia. Selebihnya adalah urusan Tuhan. Tuhan yang akan melengkapi segala sesuatunya, termasuk dengan memberikan kuasa dan Roh-Nya kepada kita.
Para murid diutus untuk mencari domba-domba yang hilang. Hati Yesus tergerak oleh belas kasihan karena melihat orang banyak lelah dan telantar. Mereka inilah yang diibaratkan-Nya sebagai domba-domba yang hilang. Sering kali para utusan lupa diri, mabuk akan status dan posisi, sibuk melakukan ini dan itu yang dianggap penting, padahal mereka hanya ingin menarik lebih banyak perhatian, pujian, dan pencapaian pribadi. Mereka melupakan tugas paling mendasar yang harus mereka lakukan, yakni mencari domba-domba yang hilang untuk mewartakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat.