Nasihat Emas

Selasa, 25 Juni 2024 – Hari Biasa Pekan XII

103

Matius 7:6, 12-14

“Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.”

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”

***

Orang sering kali menghendaki agar dirinya dihargai dan dihormati, namun ia sendiri kurang menghargai dan menghormati orang lain. Sikap demikian tentu menimbulkan relasi yang kurang baik, bahkan perselisihan dengan sesamanya. Sikap kurang menghargai dan menghormati satu sama lain sering muncul dalam keluarga, lingkungan, dan masyarakat. Kita seharusnya menghargai dan menghormati sesama karena kita semua diciptakan setara oleh Allah.

Nasihat emas kita temukan dalam bacaan Injil hari ini: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” Nasihat ini dapat kita temukan juga dalam Perjanjian Lama. Dalam Kitab Tobit dikatakan: “Apa yang tidak kausukai sendiri, janganlah kauperbuat kepada siapa pun” (Tob. 4:15). Sekalipun diungkapkan dengan rumusan yang berbeda, hakikat kedua nasihat itu sama, yakni hargailah dan hormatilah satu dengan yang lain. Setiap pribadi manusia, apa pun kondisi dan modelnya, harus dihargai dan dihormati karena diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Seseorang dihormati bukan karena harta, prestasi, dan kedudukannya dalam masyarakat, melainkan karena ia diciptakan Allah dengan martabat yang luhur dan mulia. 

Manusia zaman ini sering kali kurang menaruh hormat dan kasih seorang terhadap yang lain dalam relasi sosial. Firman Tuhan hari ini menerangi hati dan pikiran kita untuk saling menghormati dan mencintai, baik dalam keluarga, lingkungan, maupun masyarakat. Apa yang kita kehendaki supaya orang lain melakukannya kepada kita, kita lakukan juga hal yang sama kepada mereka. Jika kita menghendaki supaya dikasihi orang lain, kita pun harus mengasihi mereka. Jika kita menghendaki supaya orang lain berbuat adil kepada kita, kita juga harus berbuat adil kepada orang lain. Kebaikan dibalas dengan kebaikan, bahkan sebagai umat kristiani, kita dinasihati supaya membalas kejahatan dengan kebaikan, membalas kebencian dengan kasih.