Lalu TUHAN Allah berfirman kepada ular itu, “Karena engkau telah melakukan hal itu, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang liar. Dengan perutmu engkau akan berjalan dan debu akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” (Kej. 3:14-15).
***
Nasib ular – berjalan dengan perutnya, makan debu, dan rentan diinjak kepalanya – di sini digambarkan sebagai imbas ulahnya karena telah menggoda manusia.
Firman Tuhan ini mengungkapkan pertarungan turun-temurun antara manusia yang sering kurang tahu tempatnya dan makhluk-makhluk lain yang memang bisa menggoda. Dewasa ini pertarungan itu menjadi semakin tragis, tidak berimbang, dan lambat laun bisa memusnahkan tidak hanya keanekaragaman hayati, tetapi akhirnya juga manusia sendiri.
***
Marilah berdoa:
Terpujilah Engkau, Tuhan, yang menciptakan kami bersama aneka makhluk-Mu untuk saling menunjang dan memelihara. Namun, kami telah menjadi ancaman satu sama lain. Lindungilah kami dari keserakahan yang memusnahkan, dan kuatkan kami, ya Tuhan, agar bumi ciptaan-Mu kami rawat hingga selamat dan sejahtera. Amin.